Senin, 31 Desember 2012

Bukan Derita, tapi Replika Hidup

Bismillah..
Lama, yah sangat lama akumeninggalkan blog ini. Aku tak pedulikannya, karena aku sedang menyibukkan diriku ini dengan lingkunganku, bukan kehidupanku. Emmm, penuh warna dan air mata dalam menjalani apa yang ada di semester 5 ini. Begitu riweuh, begitu bingung dan begitu sesuatunya, karena semester ini benar-benar awal bagiku untuk mencapai mimpiku, PETANI SEJATI. Perjuangan dimulai hari ini dan akan terus berjalan sampai nanti, sampai aku menemukan sebuah pijakan hati.
Oke...Emosi kadang juga mulai meletup-letup kala tak ada satupun yang peduli. Sampai akupun berpikir, lebih baik gak ada kelompok daripada anggotanyapun gak guna. Hanya menuh-menuhin nama di cover depan laporan. Tak adil sebenarnya. Tapi, inilah realita. Mau aku hilangkan, tapi kasihan dia telah hampir 1 semester menjadi bagian dariku. Harus benar-benar menjadi orang bijak, dan menghilangkan sisi individualisku ini.
Pernah aku dimarahi oleh salah satu PJ data gara-gara lupa dan salah ngirim data. Padahal, niatnya aku mengirim data ekotan, tapi yang aku kirim malah data rancob. Emm..folder komputerkupun penuh dengan laporan. Entah berapa jumlahnya, akupun samapi kadang merasa muak karenanya. Kedua, aku dimarahi karena aku katanya salah format data. Padahal, aku sudah sesuai dengan penuntun praktikum. Tapi, apalah daya, sikap keras kepalaku ini membuat mereka tak berani mencemoohku lagi. Dan benar, aku menjadi PJ data hari Senin untuk Gulma. Data amburadul, gak jelas, gak sesuai dengan pengamatan, acak-acakan. Inikah yang namanya ketidak adilan??? 
Uwohh...kata kakak 'sing sabar yo dek, iki dadi berkahmu, emben digawe kok.'
Oke kak, terima kasih. Emm...semester ini juga tak akan aku sia-siakan untuk berkenalan dengan kawan baru dari Malaysia. Dia ada Kamal, Hazran, Wawi, Anwar, Hasan, Faiz dan Amir. Sahabat baru kayaknya. Ngobrol dengan mereka lebih terbuka, tak ada yang ditutup-tutupi. Emmm.. indahnya berbagi.
oh iya...tak lupa juga aku sebutkan teman-teman super dan maksimal dalam mengerjakan laporan. Jabar, Nabila, Ita, Mita, Kamal. Terima kasih telah membantuku semester ini. Oh iya,teman curhat Usi, Agung, Yoni. Really love you cause Allah.

Selasa, 11 Desember 2012

Mulai dari Topik

Uwooow...lama sekali aku tak posting, mungkin karena terpotong oleh UTS, ataupun mengerjakan laporan tiada henti ataupun kepanitiaan yang bikin riweuh. Okelah tak apa, dunia ini harus selalu berwarna kawan. Oh iya..akhir minggu alias weekend yang biasanya aku isi dengan menulis harus aku tinggalkan untuk mencari sesuap nasi ataupun mengikuti kompetisi-kompetisi di kampus. Yah, lumayanlah buat tambah uang jajan. 
Sedikit curhat sih, akhir- akhir ini kata temanku, aku terlalu cuek sama lingkungan sekitar. Aku udang tak terlihat lagi aktif seperti dulu. Mungkin itu semua karena aku cukup kecewa sama lingkungan itu. Bukan mengapa, merekapun lebih 'masa bodoh' ketimbang aku ini. Tapi, tak apalah sebagai pembelajaran lah, gantian dikit sama perananan ku. Hehehe.
Oh iya, kali ini aku terlalu galau buat topik skripsi. Tak terasa udah mahasiswa tingkat akhir. Penting banget nih menentukan gambaran apa yang akan kita lakukan nanti. Ada yang bilang aku cocok di gulma, ada yang bilang Biotek aja atau pemuliaan, namun sekarang ini aku lebih tertarik sama padi ataupun kedelai, yang notabene tanaman pangan. Bukan tanpa alasan, soalnya tanaman ini sedang digembor-gemborkan oleh pemerintah ataupun mahasiswa sekarang jarang yang mau panas-panasan. Tapi bagiku ini merupakan tantangan dan kesempatan buatku untuk menguji nyali ini di lahan. Huh, kata seorang dosen kalo sekarang ini banyak mahasiswa yang telah meninggalkan hal-hal dasar dan lebih memilih Hitech, padahal ini dasar banget lho dalam ilmu pertanian, apalagi pertanian konvensional. Bodo amat aku dibilang item atau apapun itu, yang penting sesuai passionku.
Alasan lain aku memilih tanama pangan adalah faktor dosen pembimbing yang insyaAllah luar biasa. Apalagi ditambah semangat seseorang yang dulunya mengambil topik yang sama dalam bidang tanaman pangan, komoditas kedelai. Beliau melaksanakan proyek dari Prof. Munif di Palembang. Dan sekarang beliau telah bekerja pula di bidang pertanian di daeah Sukabumi. Pas liat foto-fotonya sih ndeso banget, tapi demi masa depan kita. Hehehe. Semangat dan motivasinya tak terkalahkan. Tapi kata beliaupun dia masih kalah sama semangat orang tuaku. Emmm... Mau sebut nama takut gak enak, yang jelas dia angkatan 44, mantan asprak juga.
Lanjut, tanaman pangan mulai ditinggalkan oleh para petani. Mungkin lahannya yang sekarang berubah jadi perumahan, ruko, ataupun mall kali yah. Mereka juga malas karena input yang mereka keluarkan lebih besar dibanding output yang mereka dapatkan. Tak heran, banyak dari mereka yang memilih untuk menjual tanahnya dan membangun usaha lain di luar bidang pertanian. Sayang sekali, peranan pemerintah juga tidak sangat berarti bagi petani. Mereka hanya bisa membuat kebijakan yang kadang-kadang menguntungkan pihak swasta yang dalam hal ini orang kaya. Semoga, orang-orang di lembaga Pertanian adalah orang-orang yang mengerti pertanian.

Sabtu, 13 Oktober 2012

On September

My big family
Logo BANGTAN
my picture
kultur
cute ^^
kampanye buah dan sayur lokal

my sweet family

Kamis, 04 Oktober 2012

Dia itu AJI

Assalamualaykum...
Aji 
ehm...Kali ini, saya akan bercerita tentang temanku dari SMP sampai SMA. Dia bernama Aji, lengkapnya Aji Setayawan. Aku ingat sekali saat aku daftar di salah satu SMP favorit di kotaku. Aku melihat seorang laki-laki kecil, sendiri tanpa didampingi orang tua. Dia berdiri bersandar di kayu, penopang kelas IX E. Aku kira dia anak seorang guru yang masih berusia 6-7 tahun saat itu. Saat pembagian kelas, ternyata sesosok lelaki itu adalah siswa baru. Dia terlihat sendiri dan minder. duduk paling depan dengan tas ransel besar yang masih digendong di punggungnya.
Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk saling mengenal dengan teman-teman satu kelas saat SMP. Saat kelas 1, dia pernah mengeluhkan keadaan matanya. Dia sulit melihat tulisan di papan tulis, hingga akhirnya dia selalu duduk paling depan. Aji tidak berani meminta dibelikan sebuah kacamata, karena ayahnya hayalah seorang penjaga sekolah dan ibunya seorang penjual nasi di pasar, dekat rumahnya. Sedih, saat mendengar cerita itu dan hingga akhirnya, kami satu kelas menyisihkan sebagian uang jajan untuk dibelikan sebuah kacamata untuk Aji. Bukanlah minus yang kecil, ternyata dia minus 5 baik mata kanan ataupun kirinya. Kacamata baru, semangat baru, tuturnya kala itu.
Saat kelas 2 SMP, aku juga sering sekelompok dengan Aji. Pernah aku sekelompok dalam pembuatan laporan karya ilmiah. Bekerja sama dengan Aji itu sangat menyenangkan. Dia rame, pinter dan kritis. Selain itu, aku juga pernah sekelompok olahraga dengan Aji. Pernah aku berkunjung ke rumahnya untuk membuat laporan olahraga. Rumahnya tak jauh dari pasar, sebuah gang kecil di belakang sebuah rumah mewah, milik juragan kelapa. Aku heran saat kesana. Tak hanya dia yang fisiknya kecil, tetapi adiknya pun demikian. Aku mulai memberanika diri bertanya padanya. Namun dia tak mau menjawab pertanyaanku dan teman-temanku saat itu. Dia hanya bilang kalau dahulu, dia punya kakak denga fisik yang sama, namun telah kembali ke Allah saat kecil. Okeh, kami tak berani lagi menanyakan hal itu kepadanya.
Masa SMP pun berakhir dan dilanjutkan dengan masa SMA. Ternyata, Aji mendaftar di tempat yang sama denganku. Kali ini, dia ditemai Dani, teman SMP ku. Tak ada yang janggal saat awal-awal masuk SMA. Tetapi, saat kelas 2, Aku mendengar kabar kalau Aji sakit. Tak tahu dia sakit apa dan teman sekelasnya pun tak tahu. Setelah berhari-hari, salah seorag guru menyiarkan bahwa Aji sangat membutuhkan darah untuk kelangsunga hidupnya. Dan ternyata dia mengidap penyakit TALASEMIA. Sebuah penyakit turunan yang sangat mematikan dan hanya sedikit orang yang mengidap penyakit itu. Kaget, saat tahu itu semua dan bagiku sebuah pertanyaa sejak SMP terjawab hari itu juga. Saat kelas 1 dan 2, Aji sering bolak-balik rumah sakit karena kondisinya yang semakin menurun. Kulit dan mata Aji berubah menjadi warna kuning pucat dan tak jarang dia pingsan saat dilaksanakan pelajaran. Entah apa yang dirasaka dia saat itu dan apa pula yang dia lakukan setelah lulus SMA. Tak terdengar lagi kabarnya. Saat dikonfirmasi beberapa hari yang lalu, dia sedang diraat di RS di kotaku. Dan hari ini, 4 Oktober 2012 malam, Aji kembali ke sisih Allah. Aji meninggalkan sejuta kebaikan dan keikhlasan di dunia ini. Aji gak pernah minder akan kekurangannya dan Aji tak pernah malu untuk tidak menyerah.
Aku, Temanmu SMP dan temanmu SMA akan selalu mengenangmu dalam doa. Allah akan selalu menuntun jalanmu dan tenanglah di sana. Selamat tinggal AJI SETYAWAN.

Sabtu, 29 September 2012

Cahya dan Gamapuri

Cahya...ketua omda
Musyawarah Kerja atau biasa dibilang Muker adalah salah satu agenda rutin omda aku, Gamapuri. Disini kami bisa kumpul bareng, ngobrol bareng, makan bareng, kenalan sama anak-anak baru dan yag paling penting adalah pemilihan ketua dan wakil ketua omda. Periode ini, giliran 47 sebagai calon ketua omda. Awalnya, aku milih Muti sebagai ketua, tetapi karena dia adalah orang yang super duper sibuk, akhirnya entah siapa yang aku pilih.
okeh, awal cerita dimulai pukul 16.00. Malas buat bangun dari tempat tidur maupun mandi buat berangkat ke kampus. Tetapi, demi Gamapuri, apapun akan aku lakukan. Aku bergegas bangun, mandi dan sholat untuk selanjutnya datang ke acara Muker sore itu. Dengan stelan baju dan kerudung ungu, kesukaanku, aku berlari menuju ruang B1C1. Aku kira, aku terlambat parah, tetapi ternyata acara belum dmulai karena menunggu teman-teman yang lain. Aku disambut oleh teman-temanku dari angkatan 48, yang saat ini menjadi panitia Muker. Gak ada perbedaan diantara kami, hanya muka aku yang terlihat lebih lusuh dibandingkan mereka. Kue dan minuman langsung aku santap dan habiskan, soalnya aku belum makan sore itu. hah...kenyang.. Banyak wajah asing saat itu. Akupun mulai mencari tempat duduk untukku melepaskan rasa letih ini.
Kursi deretan nomor dua dari belakang yang aku pilih. Saat itu, terlihat sosok lelaki yang tak asing lagi bagiku. Cahya Faisal Reza, si pendiam dari Fakultas kehutanan. Dia salah satu sahabatku di omda dengan otak encer. Tak pernah kusia-siakan dia saat TPB untuk sekedar membantuku belajar kalkulus atau mengerjakan PR ku. Dia pun tak pernah menolaknya. Ahhh...sering kubilang dia itu bodoh dalam bergaul. Semenjak SMA, dia adalah orang yag selalu kubenci, karena dia adalah raja mencontek di kelas hingg dia mendapat juara umum. Senyum lugunya menyambutku saat itu. Aku menuju arah dia dan duduk tepat disampinya. Karena lama tak bersua, obrolan-obrolan ringanpun terus kami lakukan. Mulai dari akademik, kehidupan sehari-hari, kabar sampai pacar. entah apa sebenarnya manfaat dari itu semua. Kami hanya melepas rindu sebagai seorang sahabat yag jarang bertemu, padahal satu kampus di IPB.
Ada yang berubah dari dia saat ini. Dia gak pendiam lagi, lebih terbuka dan yang jelas dia berani buat ngomong di depan, walau hanya sekedar bilang HAI. Dulu, dia lebih memilih mengepel lantai ataupun nyapu daripada harus berpidato di depan. Dia pernah menjadi ketua angakatan saat masa-masa MPD. Sungguh luar biasa bagiku. Entah apalagi yag kami bicarakan sampai kami lupa kalau saat itu sedang berlagsung acara lain. Yang aku ingat saat itu juga, dia siap menjadi ketua Gamapuri. Awesome banget saat aku dengar kalimat itu. Dengan guarauan aku berkata: Aku siap membantumu.
Singkat kata, pemilihan ketuapun dimulai. Ada 6 kandidat ketua yang akan dipilih, dan salah satunya Cahya. Mereka semua dituntut untuk menyampaikan Visi dan Misi. Amazing banget pas Cahya menyampaikan Visi dan Misinya. Intinya, dia 90 % siap menjadi ketua. 
*******
Penentuan ketua omda dilakukan secara musyawarah. Hampir semua orang mendukung Cahya-Anggar sebagai calon ketua dan wakil ketua. Setelah memalui beberapa perdebatan, akhirnya mereka berdua terpilih. Saat pengumumanpun, wajah lugu Cahya terus dipancarkannya.Aku tahu, dia adalah orang yang terus semangat dalam belajar, apapun itu. Dia berkomitmen tinggi dan aku yakin dia bisa.
Selamat Buat Cahya-Anggar, semoga GAMAPURI akan menjadi lebih baik dan indah.

Kamis, 27 September 2012

Antara Sosial atau Bisnis

TPB, adalah sebuah awal perjalanan saya di IPB. Menjalani semua dengan hal-hal baru, pengalaman baru, teman baru, dan dunia baru. Serba baru, ya...baru. Adaptasi adalah cara paling ampuh untuk menakhlukkan mereka, yang penting jangan sampai keblinger dengan dunia bodoh.
Kewirausahaan, begitu keras berdengung keras ditelinga. Mulai dari seminar kewirausahaan, lomba -lomba kewirausahaan, kegiatan yang berbau kewirausahaan, dan matakuliah Kewirausahaan. Amazing banget saat itu. Begitu menggebu-gebu jiwa dan raga ini, hingga akhirnya terbentuklah sebuah kelompok kecil yang bergerak dalam bidang kewirausahaan. Semangat pantang menyerah, demi keberlanjutan usaha, semangat pantang menyerah dalam mencari modal awal, dan semangat menyerah dalam mencari ilmu baru. Aku rasakan sebuah kebersamaan yang erat, ikatan batin yang kuat dan sebuah visi-misi yang tak jauh berbeda. Berlanjutlah usaha yang kami dirikan, hingga akhirnya lumayan tenar di kalangan mahasiswa. Promosi yang aku da teman-teman lakukan cukup menarik minat. Pernah aku lakukan pemaparan tentang bisnis ini saat kuliah, dan mendapatkan apresiasi sangat luar biasa dari dosen Kewirausahaan dan asprak mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi. Enjoy banget awalnya, tapi entah kenapa ada salah satu, bahkan salah banyak, yang mencemoohkan bisnis kami, sahabtku sendiri. Hingga akhirnya aku bertengakar dengan sahabatku ini. Tapi apa yang aku lakukan ini malah disalahgunakan oleh satu anggota kami. Dia itu X, aku ingat sekali saat itu. Padahl aku sudah mempercayai si X itu dalam konsultasi masalah ini. Tetapi dia malah menyebarka FITNAH ke semua orang yang ditemuinya. Aku menyadari akan hal itu saat salah satu temanku yang lain bercerita. Aku memaafkannya, namun dia tak juga berubah. Hingga akhirnya aku berjanji dalam diriku ini aku tak akan berbicara dengannya sebelum dia minta maaf langsung dihadapanku, bukan lewat SMS ataupun FB.
Oke, waktupun terus berlalu. Kami mencoba kembali bangkit dari sedikit keterpurukan yang ada. Aku akan mencoba untuk serius. Tapi saat masa uji coba itu, aku merasa aku hanyalah seorang yang asing. Gak berguna dan juga gak merugikan. Saat aku bilang X, tak ada satupun yang peduli. Tak ada satupun yang mencoba untuk mempertibangkannya. Saat itu pula aku mulai berpikir untuk mundur dan menyerah. Aku mulai termenung dan diam diantara mereka. Aku mulai tersadar saat aku menemukan jawabannya. Aku MUNDUR. Semua itu telah aku pertimbangkan dan aku konsultasikan.
Aku yakin akan prinsipku: jika aku mulai gak nyaman, aku lebih baik mundur dan mencari hal baru atau melakukan apa yang menjadi pasion ku, bukan hanya menjadi seorang parasit ataupun orang yang gak produktif. Aku akan fokus pada salah satu hal. Dan sekarang aku memilih satu hel itu, SOSIAL dan BUKAN BISNIS.
Terima kasih untuk semuanya, orang-orag yang hampir setiap minggu memberikan motivasi, hiburan dan ilmu. Tapi aku telah memilih, aku telah memtuskan dengan berbagai pertimbangan. Aku tidak hanya langsung berkata YA, tapi awalnya aku berkata TIDAK. Aku punya impian, begitu juga kalian. Mungkin perbedaan ini yang akan menjadikan kita akan satu kembali, bersama kembali, dan akan kokoh kembali. Kenangan saat kita bersama dulu akan aku genggam erat. Tapi maaf, untuk X, aku sulit memaafkanmu. Terima kasih. Sukseslah kalian, doakan terbaik untukku dan kalian.

Sabtu, 22 September 2012

Bangtan Season 2

Koplak, ngakak, dan persiapan yang benar-benar apa adanya. Mungkin ini patut aku kasih buat acara hari ini, 22 September 2012. Pembagian cabai, yang rencana awal akan dihadiri oleh para dosen pembimbing, ternyata gagal alias gak ada satupun dosen yang datang. Dan sesuai plan B, si kecil Takbir, akan mengisi acara ini dengan apa adanya pula. Slide-slide yang dibuat pun merupakan hasil karyana, H-1 acara Desa Cabai season 2. Pesimis-pesimis, itu yang kami rasakan awalnya. Aduuuuhhh...dengan dana yang pas-pasan kami mencoba untuk bangkit dan selalu optimis. Pasti ada jalan, walaupun kerikil-kerikil kecil kadang menghambat perjalanan kami. Dihinalah, dicacilah, dikucilkanlah (bahasa lebay)...tapi ini semua gak akan pernah mematahkan semangat kami. Tujuan kami hanyalah mengabdi ke masyarakat, gak lebih. Kami hanya ingin memberikan sedikit kemampuan kami dalam bidang Pertanian, bukan hanya hura-hura, ngehedon, dan selalu aneh-aneh. 
Oke, kami mulai beraksi sekitar pukul 06.30 pagi. Males awalnya, soalnya harus bangun pagi dan mandi pagi di hari libur, tapi aku mencobanya dan ternyata bisa. Kami memulai aktivitas dengan membersihkan gulma dalam pot, kemudian memisahkannya supaya memudahkan dalam pembagian nanti. Oke, setelah agak selesai kemudian kami sarapan pagi dengan menu nasi kuning ala kadarnya, hanya Rp 2000,00 dan entah itu beli dimana, yang penting perut terisi, makasi Dana dan Radhiya. Setelah makan, kami menuju ke Masjid Al-Barokah buat ngikutin pengajian ibu-ibu, sebelum acara dimulai. Hahaha...namanya anak muda, pasti males kalo ikutan begituan apalagi si penceramah pake bahasa Sunda, kagak ngarti aing mah. Akhirnya kami hanya bercengekrama di luar masjid sambil breafing sekilas tentang acara nanti. Oke, tepat pukul 09.30 pengajian selesai dan kami siap beraksi. Si Resa sebagai pembawa acara, Elfan si pemberi sambutan dan si kecil sebagai pengisi acara, oh iya aku dan Koko Ari sebagai PDD ala kadarnya. Banyak yang antusias sama acara ini. Banyak dari cabai mereka yang tumbuh oke (Desa Cabai Season 1). Tapi entahlah, kan aku gak pernah benar-benar liat. Tapi tujuan sebenarnya kami belum tercapai yaitu Warga akan memanfaatkan pekarangannya. Si kecil Takbir terus meyakinkan warganya supaya menanam komoditi lain agar pekarangan rumah mereka gak terbengkalai, okeh nanti kita liat perubahan dari warga.
Saat yang benar-benar menguras tenaga, jiwa dan emosi pun tiba. Bagi-bagi cabai ke warga. Aku yang sebelumnya sebagai PDD sekarang berubah menjadi si penerima tamu alias penunggu para warga untuk mendaftar. Riweh banget dah, warga pada gak sabar dan mereka pada curang. Bukan curang juga sih, tap gak jujur. Mereka menyuruh anak dan suami mereka buat ngambil cabe lagi dengan nama yang berbeda. Kami sempat kecolongan beberapa kali, namun itu semua dapat diatasi dengan jurus jitu kami. Hehehe.... Okeh setelah selesai semuanya, hampir pukul 12.00, kami beristirahat sambil foto-foto. Yah, mungkin aku dan temanku kurang sempurna sehingga banyak hal  dan kesalahan yang sering aku perbuat. Tapi aku mohon pengertian dan maafnya. Oh iya, satu lagi. Temanku yang awalnya sama sekali gak mau difoto, sekarang sangat narsis dan paling banyak foto dia di kameraku. Fiuuuuhhh...benar-benar capek.
Bangtan...Build up Super Team ^^







Kamis, 06 September 2012

Ini tentang Bangtan dan Ini tentang Teman

Pengembangan Pertanian alias Bangtan merupakan salah satu program dari departemen Litbangtan, Himagron, IPB. Memang belum genap setahun berjalan, namun kondisi kedekatan dan kekeluargaan telah kami dapatkan, walaupun pasti ada rasa bosan, malas dan kadang capek baik di jiwa maupun raga ini. Tema yang kami ambil dalam program ini adalah desa cabai. Kami harus benar-benar kerja keras dan mulai dari nol untuk menyukseskannya. Nyari dosen, bikin proposal kegiatan, nyari bambulah, bikin raklah, ambil tanah, pupuk kandang, sekam, ngisi polybag, tanam benih, sampai perawatan, pemindahan ke pot dan pembagian tanaman cabai ke warga. Sangat berat menurutku, awalnya, namun kesolidan harus tetap kami junjung tinggi demi kesuksesan Bangtan. Pas di tengah-tengah, kami mulai loyo dan kendor, termasuk semangatku ini yang kadang-kadang kendor hingga akhirnya menghilang bak ditelan bumi. Inginnya sih sendiriaaaannn terus dan masa-masa labil pun datang. Hingga suatu hari, hampir setiap akhir pekan aku memutuskan untuk pulang ke Purworejo. Aku jarang ikut menyiram cabai, memupuk cabai hingga gak ikutan pindah lahan. Yang sangat aku ingat hanyalah pada saat pembagian cabai. Dan itu sangat terpaksa bagiku (itu dulu).
Okehhh...Acara pertama yang berlangsung di Balebak itupun sukses dan berakhir. Bangtan pun mulai sedikit disanjung-sanjung oleh departemen, fakultas maupun tingkat universitas. Memang beban berat yang kami emban saat itu. Okehh...terdengarlah kabar bahwa LPPM IPB berminat untuk meminang atau hanya sekedar kerjasama dalam hal pengembangan Desa Cabai. Tanpa pikir panjangpun kami terima n tawaran itu, toh buat Bangtan lebih bersinar kedepannya. Awal program dari LPPM itupun dimulai. Entah aku lupa tanggal dan bulannya. Yang jelas aku gak ikut saat itu karena aku mengikuti program IPB Goes to Field di Klaten selama 1 bulan dan benar-benar menghilang sementara dari dunia Bangtan. Entah perkembangan apa yang aku tahu, yang jelas pada saat awal puasa dilaksanakan pindah lahan ke Balebak. Fakum, fakum, dan fakum. Malu banget awalnya saat harus meninggalkan Bagtan untuk beberapa waktu dan harus meninggalkan tanggung jawab yang aku emban. Okelah...Itu hanya sebuah masa lalu dan aku harus memperbaikinya di masa kini.
Akhir Agustus, Bangtan mulai aktif kembali begitu pula diriku ini. Bersyukur banget karena mereka semua masih menerimaku dengan segala kelahan yang telah aku perbuat terhadap Bangtan. Nyiram, mupuk, dan nyemprot adalah salah satu kegiatan rutin kami. Minggu, 2 September 2012 adalah sebuah titik balik semangat kami. Kami mulai terbuka, kami mulai bercerita dan kami mulai membangun kembali Bangtan dengan segala keterbatasnnya. Kami hidupkan kembali suasana keluargaan, kecintaan, dan rasa memiliki kami terhadap Bangtan.
huwaaaa....saatnya cerita kegiatan sehari-hari kami. Bu RW yang cantik, Pak RW yang ganteng dan para teteh2 yang manis selalu menerima kami dengan rasa suka. Tak pernah terbesit di wajah mereka penyesalan karena kehadiran kami. Oh tidaaakkkk...pertama kali aku kesana, aku diamahkan untuk mengambil air di sungai. Aku kira tak terlalu jauh jaraknya. Mungkin hanya menuruni satu atau dua anak tangga. Tapi, aku sangat kaget melihatnya. mungkin ada puluhan bahkan ratusan anak tangga yang harus aku lewati. Curam dan mengerikan. Sesampainya di sungai, pemandangan yang jarang aku lihat. Banyak Ibu rumah tangga sedang mencuci baju bahkan mandi dengan anak-anaknya. Tak hanya perempuan, kaum lelakipun demikian. Awalnya sih risih, selain gak enak sama mereka, sampah yang numpukpun menjadi tak sedap. Satu-dua-tiga,, akupun mulai lemah. Yah, aku harus mengangkat 1 gembor air dari sungai menuju tempat pemeliharaan cabai. Kaki gemetar, wajah pucat pasi, dan badan sakit itulah yang aku rasakan. Tak hanya diriku, tapi yang lain juga pasti pernah merasakannya. Oh iya, Pak dan Bu RW pun tak segan membantu kami membawa air. Ohhh... betapa baiknya mereka itu. Itulah yang aku rasakan saat awal Bangtan season 2. Masih banyak pengalaman menarik yang akan kami lewati bersama.
Maaf apabila ada kata-kata yang salah. Mohon bimbingannya.
BANGTANNNN!!!!Build up....Super Team
Inilah beberapa anggota Bangtan

Pak Ketua, Elfan yang bijak


 Surya (kemeja biru yag pendiam)
 Ramdana yang rempong
 Dita si kecil yang kece
 Listya yang gede
 Resa si euceu
 Ricky
 Sandy
 Takbir si SR aneh

Yogo si nama latin




Rabu, 05 September 2012

Minorku

Rabu, 5 September 2012 adalah kali pertama aku kuliah minor, setelah 3 semester lamanya aku gak ngambil mata kuliah tersebut dan hanya berkutat dengan mata kuliah mayor dan interdept. Aku mengambil mata kuliah Teori Harga Pertanian dan Ekonomi Produksi dari Departemen Ekonomi Sumberdaya Lahan, yang notabene gak ada praktikum dan prasyarat apapun. Perlu perjuangan untuk memperoleh kursi di mata kuliah ini, soalnya aku harus mengurusnya ke rektorat karena kehabisan kursi. Tapi, alhamdulillah aku mendapatkan kursi di matakuliah ini.
Kuliah Teori Harga Pertanian. Kuliah ini dilaksanakan di RK Ofac B1.2. Mampus nih, soalnya yang aku tahu ruangan ini gak ber-AC dan walaupun terdapat kipas angin, gak berfungsi secara optimal sebagai pendingin ruangan. Ditambah lagi pelaksanaan kuliah di siang hari tepat pukul 13.00 (jam orang tidur siang). Apa yang aku bayangkan ternyata sesuai dengan kenyataannya. Oh ya, yang lebih miris, ada satu deret tempat duduk yang tidak terdapat meja, padahal kuota ruang kuliah adalah 90 mahasiswa. Sialnya lagi, saat aku masuk kuliah, baju batik usang milikku sobek gara-gara terdapat besi kecil di meja yang nyantel di bagian punggung. Pas aku lihat... WOW...sekitar 30 cm panjang robekannya. 
Panas, gerah, keringat mulai bercucuran saat 15 menit aku duduk di ruang ini. Empat kipas angin besar hanya sebuah tontonan aneh dan sama sekali gak bikin adem nih ruangan. Dosen telat hampir 1 jam menambah rasa kesal ini. Apalagi saat dosen memberitahukan bahwa yang akan mengajar matakuliah THP ini adalah Mr. Ujang dan Mr Novindra (keduanya merupakan dosen yang amat sangat gak jelas saat  mengajar, pengalaman di mata kuliah Ekonomi Pertanian). Suara dosen yang mengis pendahuluan juga sangat menyebalkan. Suaranya yang pelan dan lembut membuat aku terlena dan mengatuk selama 1 jam perkuliahan. 
Benar-benar di dunia asing saat aku melihat banyak manusia-manusia modis nan cantik, berasal dari FEM, memenuhi ruang kelas. Beda banget saat aku melihat manusia-manusia lusuh nan dekil dari departemenku. Sedikit yang aku kenal dari mereka. Aku hanya banyak diam sambil sesekali tertawa karena tingkah komti kelas, Ujang Kurnia, salah satu teman satu departemen. Yah...dia adalah seorang tumbal dari kejahatan kami, para tim sukses deprtamen AGH, yang sangat puas ketika Ujang terpilih menjadi komti kelas.
Ekonomi Produksi. Ini merupakan salah satu mata kuliah minor kedua yang aku ikuti. Kali ini ruangan kelasnya di RK H101, dekat kantin Sapta. Ruang kelas ini sedikit lebih dingin dari ruang kelas sebelumnya. Terdapat 4 buah AC walaupun hanya 2 yang hidup. Jumlah mahasiswa yang lebih sedikit membuat ruang kelas lebih kondusif dibanding kuliah sebelumnya. Akirnya, aku menemukan teman-tema sesama minor di kelas ini. Satu jam kami menunggu, tak kunjung seorangpun dosen masuk ke kelas. Hingga kahirnya rasa kesal ini dan penilaian bahwaDOSEN DARI MINORKU SERING TELAT. Oke, aku tetap sabar menunggu sambil sesekali bercanda dengan Nabila, Elfan, Dana dan Radiya karena ada seorang teman bernama PONIMAN, si pembela poni dan ke-gabutan saat praktikum, yang selalu satu kelas dengan kami. Akhirnya, sesosok lelaki dewasa datang dengan jaket krem yang dikenakannya. Dia adalah Mr Novindra, mantan dosen Ekoper yang bikin ngatuk parah saat ngajar. Hati ini mulai gelisah saat dia berkata bahwa dia akan memegang kelas kami. Tapi akua harus positif menanggapinya, dan berusaha menerimanya. Ada sedikit kabar gembira untuk para Agrohoter saat terselip kalimat: Bu Hastuti akan mengajar di kelas ini juga. OOOhhh betapa indahnya dunia ini saat harus bertemu kembali bu Hastuti, salah satu dosen favoritku. Dua setengah jam aku harus bergulat dengan Ekonmi Produksi. Tak apa, karena ini merupakan sebuah pilihan. Dan semoga minorku ini sangat bermanfaat bagi kehidupanku.

Selasa, 04 September 2012

STYLE

Tulisan yang terlalu bodoh dan mungkin terlalu aneh buat di publish. Hampir seluruh mahasiswa pertanian, yang identik dengan baju kotor, muka lusuh, jarang mandi, pakai pakaian tak layak dan segala sesuatu yang jelek ada dalam diri kami. Sandangan itupun pun melekat erat pada diriku ini. Bahkan apabila ada sebuah penghargaan terlusuh, mungkin akulah pemenangnya. Hingga akhirnya seorang teman dan dosen menyarankanku untuk memakai 'sunblok' dengan SPF 40. Mungkin karena kulitku yang terlalu kelam ini aku mendapatkan saran aneh dan meneurutku sesuatu yang tabu, karena diriku jarang pakai make-up yang tebalnya hingga 5 cm. Bahkan telingakupun sangat asing dengan yang namanya foundation, eyeliner dan nama-nama aneh yang selalu dilontarkan dari mulut-mulut temanku itu. Aku merasa diriku ini aneh. Tapi ya inilah aku dengan segala keanehanku itu.
Lain dengan salah seorang teman di departemenku, sebut aja Bunga. Bunga merupakan seorang mahasiswa pertanian yang katanya pernah tinggal di Medan, Jogja, Surabaya, Bandung, dan sekarang menetap di Jakarta. Entah Jakarta beneran atau abal-abal. Gaya sok tahunya dia pernah menghantarkanku pada kesesatan duniawi hungga akhirnya muter-muter Jakarta tanpa arah dan tujuan. Mukanya yang garang dengan suara sok manja, padahal suara lebih keras dari halilintar, sering terdengaar bergemuruh di telingaku ini. Bahkan kalau dia cerita masalah seorang lelaki yang disukainya, ingin rasanya aku memberontak dan berkata: KAMU ITU GAK PANTAS!!!!. Tapi, apalah dikata, cinta memang buta, katanya.
Masih masalah bunga. Titip absen (TA) mungkin adalah sebuah kewajiban baginya, padahal dia adalah seorang petinggi di Fakultas Pertanian. Tapi apalah dikata. Mungkin karena keberuntungannya ia diterima dan hobinya adalah TA. Hampir setiap hari Senin ia tak pernah masuk kuliah dengan alasan macet di jalan antara Jakarta-Bogor, ataupun sebuah alasan klasik yaitu MALAS. Tapi terserahlah, itukan urusan dia dan dunianya.
Oke...sekarang yang dibahas mengenai penampilannya. Mau dibilang gak norak...tapi emang norak. Mau dibilang gak lebay...tapi emang lebay. Mau dibilang gak menor...tapi emang menor. Entah sebutan apa yang pantas untuknya. Bibir merah merekah dengan sedikit mengkilat seperti diolesi minyak goreng, bedak super tebal seperti tembok habis di cat dengan warna coklat-keputihan dan agak aneh dan rambut panjag yang digerai. Huwaaa...biasa aku sebut wewe gombel. Oh ya, satu lagi parfum menyengat dan bikin pusing selalu ia semprotkan saat kuliah. Hati terdalam berkata...sial banget nih orang duduk sebelah gue!!!. Bedak tebalnya itu membuat risih hampir semua pihak, soalnya warna kulit antara wajah dan leher sangaaaaattt berbeda. Bisa dibilang belang-belang kaya zebra. But it's Ok, and this is her style. Satu jam sampai dua jam, bedak itupun belum luntur. Tiga jam berikutnya,,ngeeekkk... gumpalan-gumpalan bedak memenuhi sekujur mukanya ditambah keringat bau yang membawa sisa-sisa bedak di wajahnya. Ohhh... tidaaaakkk ingin rasanya aku menyiram muka kecutnya itu dengan sebuah ember penuh lumpur hingga mukanya tak terlihat lagi.
Setiap manusia pasti punya style yang berbeda, tapi kalo nggak enak dipandang sih mendingan gak usah. Bikin ribet orang.

Jumat, 31 Agustus 2012

Perjalanan Para Penentang

Blog aku ini mungkin isinya hanya jalan-jalan. Memang salah satu hobi aku adalah jalan-jalan dan sebuah target yang mungkin akan mengeluarkan banyak materi, yaitu keliling dunia. 
Kali ini, aku benar-benar menemukan teman, mungkin sahabat, yang benar-benara satu arah pikiran. Mita, Nabila, Gerland, dan Gery. Gak ribet kalo jalan-jalan sama mereka, yang penting perut selalu terisi penuh. Jalan-jalan kali ini ke Mall Taman Anggrek, buat main Ice Skate. Ini adalah kali pertama aku main Ice Skate, begitu juga yang lain. Alhasil, gak ada satupun dari kami yang berani meluncur ke tengah arena permainan. Ngakak dan terus mencoba fokus untuk yang satu ini. Mungkin ada rumus fisikanya, berkaitan dengan gaya gesek dan keseimbangan. Oke, bodo amat ketika ada sa seorang anak kecil yang menghina kami, karena gak bisa main.
Setengah jam pertama aku dan yag lain hanya berdiri memegangi besi di pinggiran. Mencoba mengamati orang-orang meluncur di atas es tanpa terjatuh. Keberanian sangat diperlukan bagi pemula, seperti aku ini. Coba terus walaupun sering juga terjatuh. hingga akhirnya aku berani ke tengah menyambangi teman-temanku yang sudah duluan bisa main.
Hal yang paling indah saat di tengah arena permainan adalah semua masalah terasa lenyap begitu saja. Bebas berteriak, mau jatuh ataupun tidak yang penting fun. Urusan KRS, sepatu Ice Skate bau dan yang lainnya terasa hilang bersama dingginnya es.
Bukan hanya Ice Skate yang bikin mengesankan, tapi bagaimana cara kita mengekspreskan kegilaan kita, sharing tetang masalah yang ada, dan sehingga mencari sebuah solusi yang mungkin terbaik bagi kami. 
Aku benar-benar nyama bareng mereka. Leluasa mengungkapkan segala isi hati yang bikin down sambil makan, mengeluarkan amarah dengan bermain di Time Zone, dan ngobrol masalah pribadi yang aneh.
Hahahahaha... benar-benar merasakan sebuah persahabatan dibandingkan dengan orang lain. Tapi seorang lagi gak ikutan, Usi, karena ada urusan. Padahal, dia adalah orang yang banak pengalaman hidup (apa coba).
Aku benar-benar merindukan hari ini. Semoga hal serupa bisa kita lakukan bersama. Kita tegakkan keadilan ya teman-teman,,,,hidup PARA PENENTANG

Sabtu, 07 Juli 2012

Bogor-Klaten

Alhamdulillah...lagi-lagi kata 'akhirnya' mengawali tulisan aku di blog ini.
IPB Goes to Field (IGTF) adalah salah satu program di IPB sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat di Indonesia. Beberapa tempat yang dijadikan lokasi IGTF adalah Klaten (padi dan tungku sekam), Demak (salinitas dan jambu air), Pekalongan (melon), Batam (penataan kota), dan tempat-tempat lainnya di Indonesia. Alhamdulillah saya diberikan sebuah amanah di Klaten tentang hama da penyakit padi serta kesuburan tanah sawah di Klaten. Oh iya, anggota kelompok aku ada Kak Hijjaz, Eli, dan Susi dan ditambah 3 orang dari tim tungku sekam yaitu kak Ria, Meta, dan Sudi. Sebelum ke Klaten, kami ada upacara pelepasan di Lapangan Rektorat bersamaan pelepasan KKP 2012. Pada saat itu, aku ditunjuk untuk mewakili tim IGTF untuk mendapatkan surat tugas.
Kami tiba di Klaten pada hari Selasa, 26 Juni 2012 pukul 06.30. Kemudian kami disambut oleh para petinggi di Dinas Pertania Kabupaten Klaten. Setelah penyambutan, kami langsung dibawa ke UPTD Kecamatan Delanggu untuk selanjutnya disebar ke masing-masing kecamatan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan alangkah beruntungnya kami, kami ditempatkan di Kecamatan Delanggu dan berada di Desa Karang. Desa ini merupakan desa yang sangat strategis karena letaknya yang tidak jauh dari jalan utama Yogyakarta-Solo. Beruntungnya kami ini. Oh iya, di Delanggu kami ada satu tim penyuluh yang diketuai oleh Bu Yuni dan Pak Ridwan. Mereka sangat perhatian terhadap kami. Setiap satu minggu kurang lebih 3 kali, beliau selalu datang menjenguk kami untuk mengetahui perkembangan dan keadaan kami di di Desa Karang. Di karang, kami tinggal di sebuah rumah kosong milik bapak Pono.Ramah sekali warga desa Karang ini, dan tak terkecuali Dukuh Jogodayoh. 
Awalnya, kami masih sangat canggung untuk saling menyapa satu sama lain. Tapi ternyata, para anggota kelompokku ini sangat menyenangkan. Banyak hal yang aku dapatkan bersama mereka. Mulai dari rasa saling menghargai, kekeluargaan, kebersamaan, saling membantu, dan rasa saling menjaga satu sama lain. Informasi-informasi beasiswa dan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sangat luar biasa juga saya dapatkan disini.
Pekerjaan di Klaten
Sebenarnya pekerjaan yang menyenangkan namun melelahkan akan kami hadapi di sini. Kita harus mendapatkan 3 Desa, dan setiap desa kita harus mengamati 4 hamparan, dan setiap hamparan itu kita harus mendapatkan 3 petak yang letaknya agak sedikit berjauhan. Saat aku melihat persawahan di sini, sungguh luar biasa besarnya hamparan persawahan disini. Pantas saja persediaan beras di Indonesia sangat bergantung di Klaten ini. Di sini kita harus mengamati hama dan penyakit tanaman padi, kondisi persawahan, dan kondisi tanah. Aku terlihat bodoh ketika harus sharing dengan para petani disini. Kami banyak belajar dari mereka. Kadang banyak hal yang sangat bertentangan dengan yag diajarkan di bangku kuliah. Selain itu, petani disini sangat unik dan menyenangkan. Bahkan ada beberapa petani yang sangat menginginkan untuk diwawancara. Sistem pembagian air di sini juga sangat baik. Setiap musim kemarau ada pergiliran pembagian air. Petani disini juga banyak yang lulusan S1 pertanian. Huwaaaahhhh....aku sangat antusias lagi kala bertemu dengan Pak Tri Waskito, seorang petani di desa Banaran. Beliau menerapkan sistem Tabela (tanam Benih Langsung) pada tanaman padinya. Menurut beliau, sistem ini sangat efisien dari segi waktu dan tanaman tidak mengalami stres. Selain itu, padi yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan dengan sistem tanam legowo maupun yang lainnya. Selain itu, sistem tanam tabela juga membutuhkan jumlah pupuk yang lebih sedikit.Sistem tanam ini baru diterapkan oleh Bapak Tri di Desa Banaran ini.Kata beliau, ini sangat cocok untuk penelitian aku. HEHEHE ^^ maunya sih. terus update tulisanku aja yo. Masi banyak yang belum kutiskan teman-teman.

Sabtu, 12 Mei 2012

Saya Bingung

Alhamdulillah..akhirnya saya bisa menulis lagi pada hari ini
Mungkin tulisan kali ini lagi-lagi tentang curhatan beberapa teman saya dan sedikit isi dalam hati saya ini.
Okeh,,kita awali tulisan ini dengan kegalauan saya dan beberapa temn saya setelah melihat beberapa hasil nilai UTS semester 4. Waaaahh..sungguh berwarana. Ada nilai yang melambung tinggi dan ada juga nilai yang jatuh sekali. Contohnya Fisiologi Tumbuhan alias Fistum. Rata-rata kelas saya saja hanya 43 dan nilai diatas 8 hanya satu orang dari 175 mahasiswa. Hueaaaaa...heboh. Tapi alhamdulillah saya dapat kepala 6. Banyak curhatan mengenai Fistum, mulai dosen UTS yang gaje dan gak mau beranjak dari tempat duduknya, sampai suara Bapaknya yang seperti Rocker..Hehehehe...bener juga sih, saya saja setiap kali kuliah Fistum pasti tidur dengan lelapnya. Sekarang setelah UTS, dosen Fistum ganti. Harapan mendapatkan dosen yang agak waras dikitpun pupus sudah. Kenapa demikian?? Alasannya dosen ini melarang mahasiswanya keluar kelas, katanya kayak di Kafe. Pernah kemaren teman saya sakit perut dan kebelet ke kamar kecil, namun tidak diperbolehkan keluar. Siaaaallll itu doseeeennn... Amit-amit banget dah. Terus kalau ditanya masalah apa yang diterangkan dalam kuliah tersebut, pasti jawabanyya "cari saja di literatur". Aduuhhh... serba salah kalau sama dosen ini. Benar-benar SURAM nasib Fistum.
Okehh..lajut dengan curhatan kedua para lelki yang sedang bergalau ria dengan urusan wanita. Sebut saja X, dia mengaku galau, depresi dan seperti orang gila setelah 2 minggu diputus oleh sang cewek. Yahhh...muka madesunya tiap kali muncul. Pikirannya cuma nikah, nikah, dan nikah. Gilaaaa... para lelaki ini. Curhatan kedua muncul dari seorang lelaki yang sering saya ledekin CUPU. Haha soalnya setiap kali dia ngedeketin cewek selalu cuma dimanfaatkan oleh sang cewek. Dan puncaknya saat lelaki tersebut mencoba untuk "menembak" cewek tersebut. Dan lebih ironis, sang cewek mengatakan "TIDAAAKKK"... Aduhhh...muka temanku ini sungguh kasihan. Dalam waktu satu jam dia langsung menghabiskan 5 batang rokok. Buseeetttt... Dasar lelaki kalau udah galau mah nggak ketulungan dan susah pulihnya.
Lanjut ke curhatan saya. Setiap kali saya mengerjakan tugas kelompok tak ada yang membantu dan hanya beberapa saja yang sedikit terbuka pintu hatinya untuk membantu makhluk hina ini. pernah tema saya bertanya, mana kelompok mu sun, tak ada yang datang? Mending ditemani satu atau dua orang, ini tak ada satupun yang membantumu? Nggak marah kamu sama mereka?? Dengan lembut saya mengatakan. saya nggak akan pernah marah di depan para penjahat-penjahat itu walaupun mereka terus menyakiti hati ini. Saya akan selalu tersenyum, mungkin dengan senyumku ini mereka baru akan menyadarinya. Saya sering menangis sendiri, yah layaknya oang gila yang sedang bimbang. Saya sering seperti itu, tapi apalah guna saya menangis kalau para penjahat-penjahat itu selalu menghina saya dengan cacian khas mereka. Saya hanya bisa memendamnya. Kadang saya juga sering dinasehati oleh teman saya, kenapa saya tidak bilang ke mereka kalau mereka itu salah besar dalam menilai saya yang hina ini?? Saya hanya bisa berkata, saya MISKIN. karena mereka selalu menjodohkan aku ini dengan uang mereka yang bahkan aku tak lebih dari sebuah SAMPAH.
Tapi sekarang, kegalauan itu perlahan tak aku pikirkan. Saya dipinjamkan sebuah buku. Luar biasa buku ini. Ini menceritakan bagaimana cara kita untuk dekat dengan Allah. Selain itu, saya juga sangat berterima kash atas segala nasihat-nasihat dan saran-saran dari sahabat saya yang hampi satu minggu belakangan ini terus memotivasi saya.
Banyak air mata, emosi, dan keringat yang telah saya curahkan. Mungkin saya terlalu hina bagi mereka. Tapi sesungguhnya saya hanya akan selalu percaya pada Allah SWT.

Kamis, 05 April 2012

Gak Ada Judul


Alhamdulillah..akhirnya aku menulis lagi setelah sekian lama vakum
oke...banyak cerita dan pengalaman seru selama aku tidak menulis blog anehku ini. Di semester 4 ini aku disibukkan oleh praktikum setiap hari,dilanjutkan kuliah tanpa henti,berbagai program dan bisnis. Mungkin agak sedikit keteteran, tapi aku harus profesional dalam menghadapinya. Meskipun banyak tugas yang kadang terbengkalai bahka kuliah yang sedikit tercecer karena seringnya aku ketiduran, entah di kelas ataupun di kamar.
Banyak hal yang menarik dari semester 4 ini, mulai dari praktikum yang GAJE sampai praktikum yag biki badan aku berasa remuk...yah karena kudu nyangkul, ngangkat bibit sawit, bikin lubang tanam, bikin teras dan lain sebagainya. Namun di balik rasa lelah itu semua, aku merasakan sebuah kebersamaan, persahabatan dan pengalaman baru. Mulai dari pengalaman pertama naik traktor, bajak sawah, dan bayak lagi dah dan intinya petani banget. 
Persahabatan,,di sini aku mulai menemukan sahabat-sahabat baruku, mulai dari yang satu angkatan sampai yang beda angkatan. Kebersamaan bareng keluarga baru, teman baru, dan hal-hal baru. Mungkin ini hanya akan aku rasakan sekali seumur hidup.  Oh ya dari persahabatan ini juga muncul konflik-konflik kecil. Maklumlah masih ABG, belum dewasa..masih mentingin ego masing masing, rasa ingin menang dan ingin menjadi yang terbaik. Namun kata seorang teman,kalau konflik itu gak ada maka gak bakalan seru dan berwarna hidup ini.
Oke..terima kasih sahabat-sahabatku dan keluarga baruku...I LOVE YOU ALL
CC: usi, niki, ayu, febri, nani, mastha, alfi, syahrina, jabar, agung, ichan, dio, wida, atika, takbir, gerland, elfan, ricky,yuda,dana,randi dan semua teman-teman terbaikku yang telah rela berteman denganku.

Kamis, 09 Februari 2012

Pembohong

Sekarang ini, aku hanya ingin sendiri. Yaa, sendiri. Menikmati indahnya dunia tanpa seorang teman bahkan mungkin sahabat. Aku sendiri, jujur, tak pernah bisa menjadi seorang teman yag baik bahkan mungkin seorang sahabat. Karena yang aku yakini sahabat itu hanyalah PEMBOHONG BESAR yang bersembunyi di balik sikap manis dan lugunya itu.
Yah, kenapa aku tidak percaya akan sahabat? Berikut alasannya
1. Sahabat hanyalah manusia sok suci dan baik yang hanya akan mewarnai sedikit duniamu bahkan sahabat bisa juga membatasi kreativitasmu dan hidupmu.
2. Sahabat hanyalah sebuah kata munafik dari orang-orang yang selalu menganggap dia itu paling benar.
3. Sahabat hanya membuat kita patuh dan tunduk kepada keadaan dan tidak dapat menentang keberadaannya, bahkan membuat kita serasa terpenjara oleh situasi genting.

4. Sahabat hanyalah penghias ruang kecil di hati, dan bahkan membuat kita tidak sadarkan diri atas sebuah kondisi yang seharusnya kita tidak bisa melakukan hal tersebut.

Aku menulis ini hanyalah dengan emosi yang telah memuncak saat aku dihianati oleh sahabatku sendiri. Aku hanya mendengarkan keluhan-keluhan tidak penting yang membuat aku semaki muak dan semakin membuat keadaannya (dulu sahabat) semakin pasrah akan keadaan dan tanpa tindakan berarti. Tapi kadang aneh, aku juga selalu mendengarkan keluhannya, tapi tiba-tiba ia pergi begitu saja kala ia melihat seseorang yang mungkin lebih baik daripada aku.
Rasa manusiawi yang kadang hilang, janji palsu yang kadang menyesatkan aku, dan keluhan-keluhan bodohnya menjadi sampah dalam pikiran ini yang harus aku buang jauh. Yah,,hanyalah sampah.
Maafkan aku, aku menulis ini. Maaf jika kata-kata ini kasar dan maaf jika kalian tersakiti. tetapi, ini aku apa adanya.

Senin, 06 Februari 2012

Mimpi


Yah... aku mulai menulis lagi berbagai cerita-cerita gaje ku ini. Kali ini aku menuliskan sebuah rencana kecil untuk desa yang aku tinggali sekarang ini. Desa kecil di kaki bukit Giri Satria, Kaliwatubumi. Desa dimana aku dibesarkan dengan kasih dan sayang bapak dan mamakku. Desa yang berkembang dengan pertaniannya, dan desa yang membuat aku sadar akan pertanian itu, desa yang membuat aku lebih mandiri, dan desa yang sangat luar biasa.
Okeh, desaku ini dibilang cukup subur. Terbentang persawahan dan tegalan berwarna hijau. Terdapat juga bukit kecil dengan pohon-pohon besar yang menambah keindahan desaku ini. Aku mulai menyadari akan arti pertanian di desaku ini, makanya aku milih IPB. Yah bisa dibilang juga tanah di desaku ini cukup subur. Bukannya sombong, tapi emang bener sih. Okeh, di semester 3 aku mendapat pelajaran PIT alias pengantar ilmu tanah. Di mata kuliah ini aku mendapat pengetahuan tentang berbagai jenis, tekstur, dan struktur tanah. Aku mulai mencoba memirit-mirit tanah, dan ternyata ada perbedaan tanah di dekat bukit sama di pekarangan rumahku. Menurut analisis tanah yang aku pelajari, tanah di dekat bukit desaku ini mengandung unsur liat dan debu yang lebih dominan, soalnya tanah di dekat bukit ini terasa lengket dan licin. Sedangkan tanah di pekarangan rumahku didominasi oleh pasir berdebu. Yah, itung-itung menerapkan PIT dalam kehidupan. Selain itu, tanah di rumahku termasuk dalam Vertisol, yaitu tanah yang mengembang saat basah dan mengerut dan pecah-pecah saat kering.
Okeh, kembali ke desaku. Di desaku ini, pertaniannya sangat maju menurut pengamatanku. Hampir setiap sore hari para tengkulak sayuran mencari dagangannya di desaku ini. Mulai dari bayam, daun singkong, kangkung, dan berbagai sayuran lainnya. Selain itu, di desaku ini adalah surganya cabai, terong, pare, dan berbagai bibit tanaman perkebunan seperti akasia, jabon, dan jeruk lokal. Yah, bisa dilihat setiap hari para tengkulak membawa berkarung-karung sayuran untuk dijual di pasar tradisional esok paginya. Aku senang dan merasa sangat nyaman di desaku ini.
Yah, dibalik kerja keras para petani dan majunya pertanian di desaku ini, aku juga merasa sangat pesimis dengan keberlanjutan keberhasilan desaku ini. Aku heran dengan para pemuda di sini. Mereka sangat kurang tertarik dengan yang namanya PERTANIAN. Yah, bisa dilihat kenyataannya sih. Setiap sore, pemuda di desaku hanya main-main, ngobrol, nongkrong, dan pacaran di sekitar desa. Bahkan, saat aku tanya kenapa gak bantu ke sawa? Jawaban yang sangat menyedihkan: aku takut hitam dan jerawatan. Haaaaahhh. Jawaban yang aneh. Aku mulai berjalan di jalan desaku dan melihat pemuda disini hanya duduk manis sambil nongkrong di warung. Yah, aku mencoba masuk ke dunia mereka. Bukan pertanianlah yang mereka bicarakan, tetapi masalah PACAR. Huuuhh. Sampai-sampai ada yang berantem gara-gara pacar. Ya Allah. Betapa sempitnya pemikiran mereka. Rokok, HP, motor adalah barang wajib bagi mereka. Bukan keringat yang mereka kejar, tapi kesempurnaan duniawi.
Okeh, lanjut cerita. Aku mulai mengikuti rapat pemuda di desaku. Aku heran sama mereka. Yang mereka bicarakan hanyalah hal-hal yang gak jelas yang bersifat hura-hura. Bukan pertanian yang mereka bicarakan. Aku heran, padahal kalau ditelisik lebi dalam pertanian lah yang membesarkan mereka. Aku juga agak heran kala mengikuti rapat pertanian para bapak-bapak di desaku. Bukan produksi melimpah dan berkelanjutan yang dibahas, tapi hanyalah pupuk dan pestisida yang mereka bahas. Penting sih tapi.....
Aku juga agak kecewa dengan pemikiran para orang tua sekarang, yah yang tinggal di desaku ini. Mereka gak ingin anaknya kerja di pertanian dan lebih memilih anaknya kerja sebagai BURUH PABRIK yang bisa saja di PHK sewaktu-waktu. Tapi, pemikiran pemuda disini juga mungkin masih dangkal kali yah, hehehe. Mereka berpikir kalau sekolah terlalu tinggi hanya buang-buah duit. Yah, emang sih perlu adanya sosialisasi yang dapat membuka pikiran dan batin mereka. Oh ya, satu lagi yang aku amati dan ini merupakan bukti nyata dan didukung oleh guru ngaji+konsultan aku masalah yang mendera desaku ini. Dan mungkin inilah yang menjadi penyebab ledakan penduduk di Indonesia. Setiap kali orang di desaku pergi ke kota (Jakarta dan kota besar lainnya), pasti mereka akan mencari kerja apapun pekerjaannya. Setelah beberapa bulan, ada juga yang tahun, di kota, pasti saat pulang akan membawa calon istri atau suaminya ke rumah mereka. Dan beberapa bulan, pasti mereka akan punya anak dan anaknya akan ditinggal di desaku ini. Huh, selain nambah penduduk, ini juga meningkatkan perpindahan warga dari desa ke kota (urbanisasi)yang merupakan masalah besar yang sedang melanda kota-kota besar termasuk Jakarta. Yah sudahlah, apa boleh buat. Masak aku harus mencegahnya.
Okeh, ada beberapa lagi  masalah pertanian yang melanda desaku ini. PERTAMA, masalah kepemilikan lahan dari petani yang terlalu sempit selain itu, adanya konversi lahan dari pertanian ke nonpertanian, seperti  dua perumahan yang terletak di desaku ini. KEDUA, kurangnya perhatian aparat desa terhadap perkembangan pertanian di desaku ini. Kata masyarakat di desaku ini sih, lurahnya gak jelas, suka mangkir dari pekerjaan dan tanggung jawabnya, dan yang jelas dia itu GABUT. KETIGA, adanya pihak-pihak penguasa yang ingin memiliki seutuhnya tanah di desaku. Ada salah satu perusahaan besar yang membeli tanah di desaku dengan harga sangat murah. Dan tanah tersebut dibuat untuk kepentinga perusahaan, misalnya sebagai tempat penjualan mobil bekas dan restoran. KEEMPAT, kurang pedulinya pemuda dalam hal pertanian.
Banyak hal yang ingin aku lakukan untuk desaku ini. Yah impian aku sih ingin memajukan desaku ini melalui pertanian. Soalnya, kedepan pertanian itu sangat dibutuhkan. Coba bayangkan kalau semua orang jadi guru, lalu siapa yang mau jadi petani? Masak kita harus terus-terusan ngimpor da akhirnya berujung pada demo mahasiswa dan kesenjangan sosial. Huh, mau jadi apa coba??? Impian aku sih pertania modern untuk kemajuan desa. Jadi, di desaku ada sebuah wadah yang membidangi pertanian, yang jelas pertanian dalam arti luas. Kemudian, di desaku juga ada sebuah wadah yang mengelola hasil pertanian tersebut. Yah, itenaga kerjanya sih dengan memberdayaka masyarakat sekitar. Terus, apa peran pemuda? Kalo menurutku sih, pemuda ka cerdas dan banyak ide. Mungkin dengan memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga dapat membuat sebuah kerajinan yang dapa mengisi waktu luang mereka. Selain itu, pemuda juga dapat membantu mensosialisasikan pertanian tersebut, mungkin dengan teknologi-teknologi baru, informasi-informasi yang sedang berkembang, mengenalkan internet ke petani, ataupun menjadi media penghubung antara petani dengan pemerintah. Hehe, itu sih Cuma angan-angan belaka. Selain bidang pertanian, aku juga ingin meningkatkan pariwisata di desaku ini. Yah mungkin melalui BLOG aku ini, aku dapat mengenalkan desaku ini pada dunia bahwa kami itu ada. Hehe.
Oh ya, satu lagi dan mungkin ini kalimatku yang terakhir. Aku ingin pemuda bergerak, aku ingin petani tersenyum, aku ingin dunia melihat, dan aku ingin desaku berebeda dengan pertaniannya.

Senin, 16 Januari 2012

Perjalanan Menuju Istana

Yah..UAS sudah aku lewati, tinggal menunggu hasil akhir. Akupun merasa sangat bahagia karena aku akan bertemu dengan keluarga tercinta di Purworejo. Selain itu, kado terindah di akhir UAS ini adalah proposal PKM yang aku dan teman-temanku kerjakan didanai oleh DIKTI. Tapi, liburanku jadi kepotong oleh PKM tersebut. Tak apalah, walaupun liburannnya sebentar.
Okeh,, Hari Senin, 16 Januari 2012 aku pulang ke Purworejo. Aku tak sendirian pulang kali ini. Bersama Nani, Mastha, dan Tian aku naik kereta ekonomi Gaya Baru Malang Selatan (GBM). Sebelumnya, kami berkumpul di BNI jam 8 pagi. Kemudian menuju Stasiun Bogor. Kemudian kami menuju Stasiun Jakarta Kota menggunakan KRL commuter. Saat di KRL, aku bertemu dengan seorang pengusaha pot yang terbuat dari pelepah batang pisang. Bagus banget potnya. Sangat kreatif bapak ini. Akupun mulai bertanya asal dari bapak ini. Ternyata, ia tinggal di daerah Kramat Jati dan akan memasarkan pot hasil karyanya ke Mangga Dua. 
Akhirnya, aku dan teman-teman sampai di sana sekitar pukul 10.45. Kami duduk-duduk sambil ngorol di tempat tunggu kereta. Setelah kurang lebih 1 jam menggu, akhirnya kereta GBM pun datang juga. Kami duduk di gerbong 7 nomor 7A-7D dan 8A-8B. Saat kami duduk di dalam kereta, tiba-tiba ada 2 orang laki-laki berbadan besar menghampiri kami. Mereka tiba-tiba ngomong,'eh,ini tempat duduk kami, kalian duduk dimana?'dengan muka premannya.
Tak mau kalah, kami aku pun bilang,'maaf bapak2, ini tempat duduk kami. Kalau Anda gak percaya, kami tunjukkan tiket kami. BAnyak kali pak tempat duduk 7A-7B. Mungkin Bapak salah gerbong.' Saat itu aku mulai emosi. 
'Eh.. kami benar2 duduk di sini. Ini tiket kami.'Salah satu dari bapak itupun menunjukkan tiketnya.
Aku pun mulai tertawa, 'Maaf Pak, Bapak gerbong empat. Makanya, liat-liat dulu kalau mau sok tahu.' kami pun mulai ketawa terbahak-bahak.
Hah... untung kami menang dalam perdebatan itu. Okeh, kereta GBM pun akhirnya berangkat. Saat di stasiun Senen, aku sama Tian tak sengaja meneteskan air mata. Kami melihat seorang ibu yang meninggalkan aaknya di sana. Bukan karena apa2, sang ibu dan anak pun menangis. Kala itu, aku ingat saat pertama kali ke Bogor dan meninggalkan ibuku. Hah, mungkin aku itu cengeng.
Okeh, Perjalanan pun kami lanjutkan bersama kereta ekonomi ini. Tak aku sangka, perjalanan ini berlangsung sangat cepat. Tiba-tiba, aku sampai di stasiun Cirebon. Aku suka banget stasiun ini, karena di stasiun ini aku dapat melihat sebuah masjid yang sangat indah. Aku belum diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi masjid ini.
Hanya sekitar 5 menit kereta ini singgah di sng banci.Stasiun Cirebon. Perjalanan pun dilanjutkan. Tak berapa lama, terdengar suara seseorang bernyanyi. Tidaaaaaakkkkk.....ternyata seorang BANCI. Kamipun pura-pura tidur. Tetapi, saat sang banci itu jalan disamping tempat duduk kami, banci itu menginjak kaki aku sampai bengkak. Aku takut buat menjerit. Untung aku pakai masker, sehingga saat mulut aku menganga kesakitan, banci itu tak melihatnya. Setelah agak jauh, kami mulai mengintip sang banciSialan, bancinya agak gendut dan bajunya sangat tidak sopan. Huh... yang penting dapat melewati rintangan pertama.
Tak berapa lama, sekitar 10 menit kemudian, datang lagi banci kedua. Banci ini agak lebih baik. Dan kamipun mulai pura-pura tidur lagi. Hah...banci lagi banci lagi. Banci ketiga pun datang. Kali ini, sang banci memakai jilbab yang dimodif. Dia mulai menyanyikan lagu bang toyib. Hahaha...pengin ngakak sebenarya. Tapi takut.
Okeh, akhirnya kami tiba di Brebes. Banyak penjual yang masuk di kereta ini. Ada penjual mie, kopi, air minum, pecel, jagung rebus, baju batik, sandal, kopiah, sampai bawang merah. Akhirnya akupun beli bawang merah dengan harga sepuluh ribu. Aku mendapatkan 6 bungkus bawang. Yah... itung-itung oleh-oleh. Di Brebes, banci yang keempatpun datang. Aku ingat banget suara baci itu. Yah, dia adalah banci yang pernah naik di kereta yang sama saat aku pulang liburan UAS pas TPB. Banci kali ini sangat baik. Dengan gaya menelnya, diapun mulai menggoda kami. Hah,, sungguh keunikan tersendiri saat naik kereta ekonomi. 
Hujan mulai turun. Sangat deras. Tak berapa lami, kami sampai di sebuah tempat yang sangat indah. Kami melihat bnyak bukit-bukit hijau dan gunung yang menjulang tinggi. Kami juga melihat sungai yang melintas indah di bawah rel kereta api. Kami juga melihat terasiring sawah-sawah warga yang tertata indah. Waaaahhhh... benar-benar indah. Temanku Tian, yang notabene anak ARL, mulai berkata,' Seandainya anak-anak ARL nai kereta ini dan melihatnya, pasti mereka akan berdecap kagum. Aku pengin kesini dan menjelajahi seluruh daerah ini.'
Memanag sangat indah. Mastha tak lupa mengabadikan momen ini. Kalau teman-teman lewat tempat ini, kalian pasti akan mengucapkan kata-kata yang sama 'Subhanallah'.
Okeh, tak berapa lama, keretapun smpai di Purwokerto. Artinya, perjalanan menuju rumahku tinggal 2 jam lagi. Hati mulai deg-degan ingin bertemau bapak dan mamak. Di sini, adalah sarangnya pengamen. Wahhh.. Tak berapa lama terdengar suara pengamen. Merdu banget but menyanyikan lagu suaranya. Pengamen tersebut menyanyikan lagu I'm Yours. Empukkkkk banget suaranya. Aku dan teman-teman sngat menikmati suara merdu mereka. Tak berapa lama, muncullah pengamen kedua. Pengamen kali ini adalah pasangan ibu dan anak. Waaahhhh... bagus banget suaranya. Tak berapa lama, ada penjual topi coboy. Hahahaha...akupun mulai mencoba topi tersebut dan berfoto. Hehehe...Kata teman-temanku, topi ini mirip topi Bapak Suwarto, Dosen AGH. Hehehe
Tak berapa lama, kereta pun sampai di stasiun Kutoarjo. Yaahhh,,, aku harus berpisah dengan teman-temanku. Sedih sih,,,tapi besokkan ketemu lagi di Bogor. Hehehe. Yang penting aku ingin bertemu Bapak dan Mamak di rumah. Dan akhirnya aku sampai di rumah sederhanaku. Aku disambut senyum gembira Bapak dan Mamak. Tapi aku sedih kala melihat keadaa rumahku ini. Atap rumahku pada bocor. Banyak ember berserakan di lantai. Saat aku menuju dapur, aku lebih sedih. Dapur rumahku ini banjir oleh air hujan. Ingin rasanya aku memperbaikinya, tapi belum kesampaian juga. Besok dah, Bapak dan Mamak, aku pasti memperbaikinya.


Sabtu, 07 Januari 2012

Monster Name Tag

Akhirnya aku nulis lagi di blog sederhanaku ini. Di sela-sela belajar gentan yang membuat puyeng kepalaku dan bikin mual perutku. hahaha,,, sedikit lebay. Inilah gaya aku.
Yah, itu hari Sabtu. Hari itu aku melaksanakan ujian  dua kali sehari, tapi ini bukan minum obat. Pit (pengantar ilmu tidur),,,eh pengantar ilmu tanah dan Daskom.
Aku cerita mulai dari malam sabtu sebelum ujian. Aku mulai sibuk dengan slide PIT ku dan biku Daskomku yang amat tebel. Aku mulai baca lembar demi lembar slide PIT dan akhirnya titik kejenuhan itu pun muncul. Ku buang jauh-jauh slide PIT dari hadapanku dan mulai kubuka buku tebal berwarna pink (yang sebenarnya berwarna hijau), itu adalah buku aspal dari buku yang sebenarnya yang dijual di gramedia 'Bara' amping tukang gorengan Berlin. Yah aku baca kalimat demi kalimat. Ada beberapa kalimat dan kata-kata yang menurut temen saya agak jorok. Tetapi, kata-kata dalam buku tersebut sangat menrai bagi aku. Contohnya tahap pengikatan menurut Knapp: memulai-penjajagan-penggiatan-pengintegrasian-dan pengikatan. Hal itulah yang berhubungan dengan masalah Pendekatan. Tahap-tahap itu juga berhubungan dengan Pengungkapan diri. yah sudahlah, pusing aku sama Daskom. Tapi seru juga baca buku ini,, hehehe... sekalian cari cari informasi tentang berbagai hal berkomunikasi dengan orang lain.
Yah sudah,, karena aku capek aku memulai untuk tidur.
Keesokan harinya, adalah hari yang ditunggu. Aku masuk ke GWW dengan wajah imutku ini sendirian, walaupun diwitu banyak orang. Karena aku telat masuk ke GWW, dapetlah aku duduk paling depan kedua. Tak apalah, yag penting nyaman. Waktupun mulai berjalan. Ketika seluruh peserta ujian duduk, terdengarlah suar cempreng dari atas panggung. Aku mulai mencari sumber suara itu da ternyata dia adalah 'Monster Name Tag', ada juga yang bilang 'Nenek Lampir'. Aku sebut Monster name tag soalnya setiap kali praktikum PIT dia selalu mencari para mahasiswa yang tidak memakai name tag. Aku terus pandangi dia. Hahaha... Wah, sudah sekitar 30 menit waktu berjalan. Tiba-tiba ada sesosok wanita datang di depanku. Tidaaaakkkk.... Dia adalah sang monster. Haduh-haduh... gandeng baget tuh monster. Terus bawel di tengah-tengah ketegangan para mahasiswa. Tak berhenti-hentinya bercerita ngalor ngidul dengan Pak Budi (nama dosen PIT). Gilaaa...ketawanya menggelegar membuat GWW runtuh.
hahhaa...Lebay banget aku ini. Terus kupandangi dia di kala ujian hari itu. Bibirnya yang merah merekah dan matanya yang melotot tajam terus mengawasi mahasiswa. Tak ada satupun yang dapat melakukan aksinya karena sang Moster terus mengawasi.
okehhh...ini cerita gaje aku saat UAS. Maaf yah, memang monster ni tidak bisa ditakhlukkan jadi WASPADALAH-WASPADALAH....
Hahahahaah