Selasa, 11 Desember 2012

Mulai dari Topik

Uwooow...lama sekali aku tak posting, mungkin karena terpotong oleh UTS, ataupun mengerjakan laporan tiada henti ataupun kepanitiaan yang bikin riweuh. Okelah tak apa, dunia ini harus selalu berwarna kawan. Oh iya..akhir minggu alias weekend yang biasanya aku isi dengan menulis harus aku tinggalkan untuk mencari sesuap nasi ataupun mengikuti kompetisi-kompetisi di kampus. Yah, lumayanlah buat tambah uang jajan. 
Sedikit curhat sih, akhir- akhir ini kata temanku, aku terlalu cuek sama lingkungan sekitar. Aku udang tak terlihat lagi aktif seperti dulu. Mungkin itu semua karena aku cukup kecewa sama lingkungan itu. Bukan mengapa, merekapun lebih 'masa bodoh' ketimbang aku ini. Tapi, tak apalah sebagai pembelajaran lah, gantian dikit sama perananan ku. Hehehe.
Oh iya, kali ini aku terlalu galau buat topik skripsi. Tak terasa udah mahasiswa tingkat akhir. Penting banget nih menentukan gambaran apa yang akan kita lakukan nanti. Ada yang bilang aku cocok di gulma, ada yang bilang Biotek aja atau pemuliaan, namun sekarang ini aku lebih tertarik sama padi ataupun kedelai, yang notabene tanaman pangan. Bukan tanpa alasan, soalnya tanaman ini sedang digembor-gemborkan oleh pemerintah ataupun mahasiswa sekarang jarang yang mau panas-panasan. Tapi bagiku ini merupakan tantangan dan kesempatan buatku untuk menguji nyali ini di lahan. Huh, kata seorang dosen kalo sekarang ini banyak mahasiswa yang telah meninggalkan hal-hal dasar dan lebih memilih Hitech, padahal ini dasar banget lho dalam ilmu pertanian, apalagi pertanian konvensional. Bodo amat aku dibilang item atau apapun itu, yang penting sesuai passionku.
Alasan lain aku memilih tanama pangan adalah faktor dosen pembimbing yang insyaAllah luar biasa. Apalagi ditambah semangat seseorang yang dulunya mengambil topik yang sama dalam bidang tanaman pangan, komoditas kedelai. Beliau melaksanakan proyek dari Prof. Munif di Palembang. Dan sekarang beliau telah bekerja pula di bidang pertanian di daeah Sukabumi. Pas liat foto-fotonya sih ndeso banget, tapi demi masa depan kita. Hehehe. Semangat dan motivasinya tak terkalahkan. Tapi kata beliaupun dia masih kalah sama semangat orang tuaku. Emmm... Mau sebut nama takut gak enak, yang jelas dia angkatan 44, mantan asprak juga.
Lanjut, tanaman pangan mulai ditinggalkan oleh para petani. Mungkin lahannya yang sekarang berubah jadi perumahan, ruko, ataupun mall kali yah. Mereka juga malas karena input yang mereka keluarkan lebih besar dibanding output yang mereka dapatkan. Tak heran, banyak dari mereka yang memilih untuk menjual tanahnya dan membangun usaha lain di luar bidang pertanian. Sayang sekali, peranan pemerintah juga tidak sangat berarti bagi petani. Mereka hanya bisa membuat kebijakan yang kadang-kadang menguntungkan pihak swasta yang dalam hal ini orang kaya. Semoga, orang-orang di lembaga Pertanian adalah orang-orang yang mengerti pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar