Selasa, 20 Agustus 2013

Teman

Pernah suatu ketika merasa hari-hari ini sangat sepi, terasa berat ketika hendak memulai langkah seorang diri. Namun disepanjang perjalanan ini, aku sadar dan yakin bahwasanya manusia nantinya secara fitrah memang akan kembali ke suatu titik dimana ia benar-benar akan tertinggal sendiri. Terbaring lemah tak bernyawa, terbaring seorang diri. Tak ada dering telephone yang kau tunggu,tak ada suara terminal yang kau rindu, tak ada juga gema kehidupan sang waktu. Maka dari itu, hidupkanlah jiwa-jiwamu yang telah mati dengan satu hal. Menulis ! Agar kesempatan hidupmu tak terbuang secara percuma.
Kutipan kalimat di atas aku copy dari salah satu sahabatku. Dia yang selalu semangat meskipun batinnya sedih, dia yang selalu tersenyum meskipun hatinya sakit dan kadang pula sikap kekanakannnya keluar juga saat dia benar-benar kesal. Namun entah kenapa dia itu sangat unik dan berbeda dari manusia-manusia seusianya, termasuk aku. Namun kadang juga kita berdebat karena kita berbeda tujuan hidup. Itulah yang aku suka dari sahabatku ini.
Hampir sebulan ini, kami tak berjumpa karena ada urusan masing-masing pihak. Entahlah, kapan terakhir kita saling ngobrol untuk membahas segala sesuatunya. Hemm,,saya pikir sahabatku ini telah sangat berbeda. Entahlah dari mana, tapi saya sungguh sangat melihatnya. Semoga kamu bisa menemukan hal terbaik dalam hidupmu. :D

Minggu, 18 Agustus 2013

18 Agustus 2013

Kerinduan akan sawah ini kembali bergejolak. Sejuknya angin yang ditemani wewangian lumpur sawah dan musik dari batang padi yang bergoyang dan suara jangkrik kembali menyeruak memanggil namaku untuk kembali dan menjemputnya datang. Capung, tomcat dan laba-laba senantiasa melambaikan tanggannya untuk meminta pertolongan dari baunya pestisida yang terus-menerus mereka semprotkan. Katanya pestisida itu paling ampuh (??). Yah, kerinduan yang mungkin sangat berbeda dibandingkan kerindiuan yang mungkin kini sedang dialami waniat seumuran saya. Mereka mungkin hanya merindukan keluarganya, merindukan teman-teman mainnya ataupun merindukan seseorang yang dicintainya. Kerinduan yang aku alami hanyalah kerinduan akan Sang Pencipta dan kerinduan dengan pertanian yang diciptakannya. Oh, aku sangat merindukanmu matahari yang membuat kulit ini menjadi semakin legam.

            Warna hijau yang membentang setiap mata memandang sekeliling di lokasi ini sungguh sangat menyejukkan mata dan hati nan gundah ini. Melihat tanaman padi yang memancarkan sinar kuning bagaikan emas itu sungguh sangat menyenangkan, pertanda panen raya akan segera tiba dan pesta pun akan segera dimulai menyambut kemandirian pangan yang selalu didengungkan oleh pemerintah, bukan ketahanan pangan yang ujung-ujungnya hanya impor dari negeri tetangga. Aku pun berharap hasilnya akan optimal sehingga meyakinkan sang pemimpin yang menunggu di balik tembok nan tinggi dan dibalik ruangan berpendingin itu tersenyum lebar dan berkata bahwa ‘akulah yang melakukan hal itu’. Hasil panen yang optimal ini akan menambah kepercayaan tinggi dari sang Petani unuk senantiasa menjaga hasil panen tersebut dan selalu menjaga lingkungan untuk keberlanjutan pertanian di Indonesia.