Sabtu, 07 Juli 2012

Bogor-Klaten

Alhamdulillah...lagi-lagi kata 'akhirnya' mengawali tulisan aku di blog ini.
IPB Goes to Field (IGTF) adalah salah satu program di IPB sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat di Indonesia. Beberapa tempat yang dijadikan lokasi IGTF adalah Klaten (padi dan tungku sekam), Demak (salinitas dan jambu air), Pekalongan (melon), Batam (penataan kota), dan tempat-tempat lainnya di Indonesia. Alhamdulillah saya diberikan sebuah amanah di Klaten tentang hama da penyakit padi serta kesuburan tanah sawah di Klaten. Oh iya, anggota kelompok aku ada Kak Hijjaz, Eli, dan Susi dan ditambah 3 orang dari tim tungku sekam yaitu kak Ria, Meta, dan Sudi. Sebelum ke Klaten, kami ada upacara pelepasan di Lapangan Rektorat bersamaan pelepasan KKP 2012. Pada saat itu, aku ditunjuk untuk mewakili tim IGTF untuk mendapatkan surat tugas.
Kami tiba di Klaten pada hari Selasa, 26 Juni 2012 pukul 06.30. Kemudian kami disambut oleh para petinggi di Dinas Pertania Kabupaten Klaten. Setelah penyambutan, kami langsung dibawa ke UPTD Kecamatan Delanggu untuk selanjutnya disebar ke masing-masing kecamatan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan alangkah beruntungnya kami, kami ditempatkan di Kecamatan Delanggu dan berada di Desa Karang. Desa ini merupakan desa yang sangat strategis karena letaknya yang tidak jauh dari jalan utama Yogyakarta-Solo. Beruntungnya kami ini. Oh iya, di Delanggu kami ada satu tim penyuluh yang diketuai oleh Bu Yuni dan Pak Ridwan. Mereka sangat perhatian terhadap kami. Setiap satu minggu kurang lebih 3 kali, beliau selalu datang menjenguk kami untuk mengetahui perkembangan dan keadaan kami di di Desa Karang. Di karang, kami tinggal di sebuah rumah kosong milik bapak Pono.Ramah sekali warga desa Karang ini, dan tak terkecuali Dukuh Jogodayoh. 
Awalnya, kami masih sangat canggung untuk saling menyapa satu sama lain. Tapi ternyata, para anggota kelompokku ini sangat menyenangkan. Banyak hal yang aku dapatkan bersama mereka. Mulai dari rasa saling menghargai, kekeluargaan, kebersamaan, saling membantu, dan rasa saling menjaga satu sama lain. Informasi-informasi beasiswa dan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sangat luar biasa juga saya dapatkan disini.
Pekerjaan di Klaten
Sebenarnya pekerjaan yang menyenangkan namun melelahkan akan kami hadapi di sini. Kita harus mendapatkan 3 Desa, dan setiap desa kita harus mengamati 4 hamparan, dan setiap hamparan itu kita harus mendapatkan 3 petak yang letaknya agak sedikit berjauhan. Saat aku melihat persawahan di sini, sungguh luar biasa besarnya hamparan persawahan disini. Pantas saja persediaan beras di Indonesia sangat bergantung di Klaten ini. Di sini kita harus mengamati hama dan penyakit tanaman padi, kondisi persawahan, dan kondisi tanah. Aku terlihat bodoh ketika harus sharing dengan para petani disini. Kami banyak belajar dari mereka. Kadang banyak hal yang sangat bertentangan dengan yag diajarkan di bangku kuliah. Selain itu, petani disini sangat unik dan menyenangkan. Bahkan ada beberapa petani yang sangat menginginkan untuk diwawancara. Sistem pembagian air di sini juga sangat baik. Setiap musim kemarau ada pergiliran pembagian air. Petani disini juga banyak yang lulusan S1 pertanian. Huwaaaahhhh....aku sangat antusias lagi kala bertemu dengan Pak Tri Waskito, seorang petani di desa Banaran. Beliau menerapkan sistem Tabela (tanam Benih Langsung) pada tanaman padinya. Menurut beliau, sistem ini sangat efisien dari segi waktu dan tanaman tidak mengalami stres. Selain itu, padi yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan dengan sistem tanam legowo maupun yang lainnya. Selain itu, sistem tanam tabela juga membutuhkan jumlah pupuk yang lebih sedikit.Sistem tanam ini baru diterapkan oleh Bapak Tri di Desa Banaran ini.Kata beliau, ini sangat cocok untuk penelitian aku. HEHEHE ^^ maunya sih. terus update tulisanku aja yo. Masi banyak yang belum kutiskan teman-teman.