Senin, 16 Januari 2012

Perjalanan Menuju Istana

Yah..UAS sudah aku lewati, tinggal menunggu hasil akhir. Akupun merasa sangat bahagia karena aku akan bertemu dengan keluarga tercinta di Purworejo. Selain itu, kado terindah di akhir UAS ini adalah proposal PKM yang aku dan teman-temanku kerjakan didanai oleh DIKTI. Tapi, liburanku jadi kepotong oleh PKM tersebut. Tak apalah, walaupun liburannnya sebentar.
Okeh,, Hari Senin, 16 Januari 2012 aku pulang ke Purworejo. Aku tak sendirian pulang kali ini. Bersama Nani, Mastha, dan Tian aku naik kereta ekonomi Gaya Baru Malang Selatan (GBM). Sebelumnya, kami berkumpul di BNI jam 8 pagi. Kemudian menuju Stasiun Bogor. Kemudian kami menuju Stasiun Jakarta Kota menggunakan KRL commuter. Saat di KRL, aku bertemu dengan seorang pengusaha pot yang terbuat dari pelepah batang pisang. Bagus banget potnya. Sangat kreatif bapak ini. Akupun mulai bertanya asal dari bapak ini. Ternyata, ia tinggal di daerah Kramat Jati dan akan memasarkan pot hasil karyanya ke Mangga Dua. 
Akhirnya, aku dan teman-teman sampai di sana sekitar pukul 10.45. Kami duduk-duduk sambil ngorol di tempat tunggu kereta. Setelah kurang lebih 1 jam menggu, akhirnya kereta GBM pun datang juga. Kami duduk di gerbong 7 nomor 7A-7D dan 8A-8B. Saat kami duduk di dalam kereta, tiba-tiba ada 2 orang laki-laki berbadan besar menghampiri kami. Mereka tiba-tiba ngomong,'eh,ini tempat duduk kami, kalian duduk dimana?'dengan muka premannya.
Tak mau kalah, kami aku pun bilang,'maaf bapak2, ini tempat duduk kami. Kalau Anda gak percaya, kami tunjukkan tiket kami. BAnyak kali pak tempat duduk 7A-7B. Mungkin Bapak salah gerbong.' Saat itu aku mulai emosi. 
'Eh.. kami benar2 duduk di sini. Ini tiket kami.'Salah satu dari bapak itupun menunjukkan tiketnya.
Aku pun mulai tertawa, 'Maaf Pak, Bapak gerbong empat. Makanya, liat-liat dulu kalau mau sok tahu.' kami pun mulai ketawa terbahak-bahak.
Hah... untung kami menang dalam perdebatan itu. Okeh, kereta GBM pun akhirnya berangkat. Saat di stasiun Senen, aku sama Tian tak sengaja meneteskan air mata. Kami melihat seorang ibu yang meninggalkan aaknya di sana. Bukan karena apa2, sang ibu dan anak pun menangis. Kala itu, aku ingat saat pertama kali ke Bogor dan meninggalkan ibuku. Hah, mungkin aku itu cengeng.
Okeh, Perjalanan pun kami lanjutkan bersama kereta ekonomi ini. Tak aku sangka, perjalanan ini berlangsung sangat cepat. Tiba-tiba, aku sampai di stasiun Cirebon. Aku suka banget stasiun ini, karena di stasiun ini aku dapat melihat sebuah masjid yang sangat indah. Aku belum diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi masjid ini.
Hanya sekitar 5 menit kereta ini singgah di sng banci.Stasiun Cirebon. Perjalanan pun dilanjutkan. Tak berapa lama, terdengar suara seseorang bernyanyi. Tidaaaaaakkkkk.....ternyata seorang BANCI. Kamipun pura-pura tidur. Tetapi, saat sang banci itu jalan disamping tempat duduk kami, banci itu menginjak kaki aku sampai bengkak. Aku takut buat menjerit. Untung aku pakai masker, sehingga saat mulut aku menganga kesakitan, banci itu tak melihatnya. Setelah agak jauh, kami mulai mengintip sang banciSialan, bancinya agak gendut dan bajunya sangat tidak sopan. Huh... yang penting dapat melewati rintangan pertama.
Tak berapa lama, sekitar 10 menit kemudian, datang lagi banci kedua. Banci ini agak lebih baik. Dan kamipun mulai pura-pura tidur lagi. Hah...banci lagi banci lagi. Banci ketiga pun datang. Kali ini, sang banci memakai jilbab yang dimodif. Dia mulai menyanyikan lagu bang toyib. Hahaha...pengin ngakak sebenarya. Tapi takut.
Okeh, akhirnya kami tiba di Brebes. Banyak penjual yang masuk di kereta ini. Ada penjual mie, kopi, air minum, pecel, jagung rebus, baju batik, sandal, kopiah, sampai bawang merah. Akhirnya akupun beli bawang merah dengan harga sepuluh ribu. Aku mendapatkan 6 bungkus bawang. Yah... itung-itung oleh-oleh. Di Brebes, banci yang keempatpun datang. Aku ingat banget suara baci itu. Yah, dia adalah banci yang pernah naik di kereta yang sama saat aku pulang liburan UAS pas TPB. Banci kali ini sangat baik. Dengan gaya menelnya, diapun mulai menggoda kami. Hah,, sungguh keunikan tersendiri saat naik kereta ekonomi. 
Hujan mulai turun. Sangat deras. Tak berapa lami, kami sampai di sebuah tempat yang sangat indah. Kami melihat bnyak bukit-bukit hijau dan gunung yang menjulang tinggi. Kami juga melihat sungai yang melintas indah di bawah rel kereta api. Kami juga melihat terasiring sawah-sawah warga yang tertata indah. Waaaahhhh... benar-benar indah. Temanku Tian, yang notabene anak ARL, mulai berkata,' Seandainya anak-anak ARL nai kereta ini dan melihatnya, pasti mereka akan berdecap kagum. Aku pengin kesini dan menjelajahi seluruh daerah ini.'
Memanag sangat indah. Mastha tak lupa mengabadikan momen ini. Kalau teman-teman lewat tempat ini, kalian pasti akan mengucapkan kata-kata yang sama 'Subhanallah'.
Okeh, tak berapa lama, keretapun smpai di Purwokerto. Artinya, perjalanan menuju rumahku tinggal 2 jam lagi. Hati mulai deg-degan ingin bertemau bapak dan mamak. Di sini, adalah sarangnya pengamen. Wahhh.. Tak berapa lama terdengar suara pengamen. Merdu banget but menyanyikan lagu suaranya. Pengamen tersebut menyanyikan lagu I'm Yours. Empukkkkk banget suaranya. Aku dan teman-teman sngat menikmati suara merdu mereka. Tak berapa lama, muncullah pengamen kedua. Pengamen kali ini adalah pasangan ibu dan anak. Waaahhhh... bagus banget suaranya. Tak berapa lama, ada penjual topi coboy. Hahahaha...akupun mulai mencoba topi tersebut dan berfoto. Hehehe...Kata teman-temanku, topi ini mirip topi Bapak Suwarto, Dosen AGH. Hehehe
Tak berapa lama, kereta pun sampai di stasiun Kutoarjo. Yaahhh,,, aku harus berpisah dengan teman-temanku. Sedih sih,,,tapi besokkan ketemu lagi di Bogor. Hehehe. Yang penting aku ingin bertemu Bapak dan Mamak di rumah. Dan akhirnya aku sampai di rumah sederhanaku. Aku disambut senyum gembira Bapak dan Mamak. Tapi aku sedih kala melihat keadaa rumahku ini. Atap rumahku pada bocor. Banyak ember berserakan di lantai. Saat aku menuju dapur, aku lebih sedih. Dapur rumahku ini banjir oleh air hujan. Ingin rasanya aku memperbaikinya, tapi belum kesampaian juga. Besok dah, Bapak dan Mamak, aku pasti memperbaikinya.


Sabtu, 07 Januari 2012

Monster Name Tag

Akhirnya aku nulis lagi di blog sederhanaku ini. Di sela-sela belajar gentan yang membuat puyeng kepalaku dan bikin mual perutku. hahaha,,, sedikit lebay. Inilah gaya aku.
Yah, itu hari Sabtu. Hari itu aku melaksanakan ujian  dua kali sehari, tapi ini bukan minum obat. Pit (pengantar ilmu tidur),,,eh pengantar ilmu tanah dan Daskom.
Aku cerita mulai dari malam sabtu sebelum ujian. Aku mulai sibuk dengan slide PIT ku dan biku Daskomku yang amat tebel. Aku mulai baca lembar demi lembar slide PIT dan akhirnya titik kejenuhan itu pun muncul. Ku buang jauh-jauh slide PIT dari hadapanku dan mulai kubuka buku tebal berwarna pink (yang sebenarnya berwarna hijau), itu adalah buku aspal dari buku yang sebenarnya yang dijual di gramedia 'Bara' amping tukang gorengan Berlin. Yah aku baca kalimat demi kalimat. Ada beberapa kalimat dan kata-kata yang menurut temen saya agak jorok. Tetapi, kata-kata dalam buku tersebut sangat menrai bagi aku. Contohnya tahap pengikatan menurut Knapp: memulai-penjajagan-penggiatan-pengintegrasian-dan pengikatan. Hal itulah yang berhubungan dengan masalah Pendekatan. Tahap-tahap itu juga berhubungan dengan Pengungkapan diri. yah sudahlah, pusing aku sama Daskom. Tapi seru juga baca buku ini,, hehehe... sekalian cari cari informasi tentang berbagai hal berkomunikasi dengan orang lain.
Yah sudah,, karena aku capek aku memulai untuk tidur.
Keesokan harinya, adalah hari yang ditunggu. Aku masuk ke GWW dengan wajah imutku ini sendirian, walaupun diwitu banyak orang. Karena aku telat masuk ke GWW, dapetlah aku duduk paling depan kedua. Tak apalah, yag penting nyaman. Waktupun mulai berjalan. Ketika seluruh peserta ujian duduk, terdengarlah suar cempreng dari atas panggung. Aku mulai mencari sumber suara itu da ternyata dia adalah 'Monster Name Tag', ada juga yang bilang 'Nenek Lampir'. Aku sebut Monster name tag soalnya setiap kali praktikum PIT dia selalu mencari para mahasiswa yang tidak memakai name tag. Aku terus pandangi dia. Hahaha... Wah, sudah sekitar 30 menit waktu berjalan. Tiba-tiba ada sesosok wanita datang di depanku. Tidaaaakkkk.... Dia adalah sang monster. Haduh-haduh... gandeng baget tuh monster. Terus bawel di tengah-tengah ketegangan para mahasiswa. Tak berhenti-hentinya bercerita ngalor ngidul dengan Pak Budi (nama dosen PIT). Gilaaa...ketawanya menggelegar membuat GWW runtuh.
hahhaa...Lebay banget aku ini. Terus kupandangi dia di kala ujian hari itu. Bibirnya yang merah merekah dan matanya yang melotot tajam terus mengawasi mahasiswa. Tak ada satupun yang dapat melakukan aksinya karena sang Moster terus mengawasi.
okehhh...ini cerita gaje aku saat UAS. Maaf yah, memang monster ni tidak bisa ditakhlukkan jadi WASPADALAH-WASPADALAH....
Hahahahaah