Sabtu, 31 Desember 2011

Pas Akhir Tahun 2011

Akhirnya, aku ketikan lagi segala apa yang ada di pikiran aku pagi ini, 1 Januari 2011. Aku baru tersadar pagi itu, kalu begitu bodohnya aku dan begitu mudahnya manusia untuk melampiaskan rasa senang yang berlebihan pada segala yang ada di dunia ini.
Aku awali dari sore hari, 31 Desember 2011, sekitar pukul 19.00. Aku merasa terganggu dengan suara berisik warga, sepeda motor, dan kendaraan lain yang mengeluarkan carbon monoksida di jalan depan kosanku. Aku mulai berpikir, sedang terjadi apakah di luar sana? Aku baru tersadar kalau hari itu adalah hari terakhir di tahun 2011. Mungkin mereka ingin merayakannya di luar sana. Aku mencoba keluar dari pintu kamar kosku dan mulai berjalan di sepanjang jalan sekitar Bateng-Bara. Ramai suara motor dan mobil, terompet, petasan, dan kembang api. Ada juga bau asap sang penjual jagung bakar di samping pintu Berlin. Aku lihat penjual itu mulai dari tadi pagi sampai malam duduk disana berdua dengan sang anak yang usianya kurang lebih 7 tahun. Aku lanjutkan lagi kaki ini untuk melangkah menuju Alfamidi. Aku hanya membeli sebuah es krim kesukaanku dikala aku sendiri. Di sana, kulihat beberapa bahkan banyak orang memborong soft drink, cemilan, kue, dan minuman bersoda lain. Aku tanya pada salah seorang dari mereka, buat apa mereka membeli makanan sebanyak itu? Dijawablah oleh seorang sahabatku, buat begadang peringatan tahun baru katanya. Oh, aku mulai berpikir lagi, seumur hidup aku belum pernah merayakan tahun baru, aku hanya melihat petasan yang dibunyikan oleh tetanggaku di kampung sana. Aku keluar dari Alfamidi dan bertemulah aku dengan sahabatku. Aku diajak ke atas gedung di IPB. Di sana aku makan bareng sahabatku itu. Ini adalah pertama kalinya aku makan besar di malam tahun baru. Aku menyulut kembang api yang diberikan sahabatku itu. Di tengah perjalanan, aku merasa ada sesuatu yang seharusnya tidak boleh aku tinggalkan, yaitu belajar. Aku mulai tersadar kalu aku harus meninggalkan sahabatku itu. Aku pergi meninggalkan sahatku itu dengan berbagai alasan. Aku kembali menyusuri jalan Bara. Bertemulah aku dengan sabatku lagi yang tengah makan di depan telkom. Aku hanya terdiam begitu juga sahabatku itu. Di lamunanku itu, aku berpikir banyak para perempuan-perempuan yang sudah balig yang memakai pakaian yang tak selayaknya dipakai. Mereka memamerkan sebagian dari tubuhnya. Dan aku mulai berpikir lagi, itu sanagt buruk bagi citra kami, para perempuan. Aku merasa risih dengan pakaian ketat, celana pendek, dan pakaian yang hanya menutupi sedikit dari dada mereka. Akupun langsung beranjak dari tempat duduku itu menuju kost. Aku mulai merebahkan badanku ini di lantai kamarku. Aku pun mulai melamun lagi. Kalau motor dan mobil itu adalah penyumbang carbon monoksida yang sangat berbahaya dan carbon dioksida, kertas petasan dan terompet merupakan hasil olahan kayu hutan dan kita adalah salah satu dari orang yang merusak hutan secara tidak langsung, kita adalah sumber kemacetan jikalau kita ,elakukan perjalanan di jalan raya dan menambah beban polisi, kita sebagai penyumbang polutan sampah anorgaik. Akankah kita akan menjadi salah satu orang yang membuat bobrok bangsa ini? Di tengah lamunanku,, aku mendengar suara berisik itu lagi muncul. Ternyata suara petasan dari tetangga. aku mulai beranjak menuju lantai tiga kosanku. Aku melihat keindahan kota Bogor. Tapi, aku juga mulai resah. Berapa uang yang mereka habiska demi petasan dan kembang api tersebut Dan apakah esensi dari itu semua? Aku mulai membuka Facebookku yang telah lama tinggalkan. Terlihat banyak status "Happy New Year", aku juga mulai bingung. Aku juga mendapatak SMS Selamat Tahun Baru. Sebenarnya, apa sih yang mereka lakukan? Cobalah berpikir ketika tahun baru Hijriah, apakah kita merayakannya? Kalau ada perayaan Tahun baru Hijriah, apakah kita mengikutinya? Apakah kita akan berubah menjadi yang lebih baik? Apakah kita menyalakan petasan dan kembang api? Apakah kita membuat sebuah permohonan? Atukah kita lupa akan adanya tahun baru Hijriah?
Ya Allah,,,, Betapa bodohnya aku ini sebagai umat-Mu. Aku belum tersadar akan itu semua. Aku merasa tak ada guna. Aku belum bisa membedakannya, dan masih banyak kesalahan-kesalahan yang telah aku perbuat.
Maaf, ini hanyalah tulisan manusia biasa. Aku hanya menulis apa yang aku pikirkan. Hheeee....

Rabu, 28 Desember 2011

Perjalanan Panjang Menuju Cikabayan

Pagi-pagi aku berjalan sendirian menuju Kebun Percobaan Cikabayan. Aku datang dari arah Babakan tengah alias Bateng tempat aku kost. Aku buru-buru menuju Cikabayan soalnya waktu telah menunjukkan pukul 08.00. Aku percepat langkah kaki ini menuju berlin. Setelah Berlin sampai juga aku di depan Faperta. Tapi apa yang aku lihat pagi itu? Jalan becek, licin, dan rusak di sepanjang Faperta sampai tanjakan FMIPA. Aku berdiri sejenak di bawah pohon besar di dekat area parkir para dosen Faperta. Aku melihat para pekerja yang sedang menggali lubang disana. Katanya sih, mau ada pelebaran jalan. Tapi yang aku sedihkan tak ada lagi pohon besar yang menaungi jalan di tanjakan FMIPA. Tapi, mungkin itu merupakan keputusan terbaik dari pihak kampus dan para kontraktor yang telah merencanakan sebuah tempat yang megah dan indah. 
Aku kembali berjalan naik menuju tanjakan FMIPA. Sebelum naik tanjakan, terdapat tulisan 'Maaf, jalan ditutup'. Aku mulai resah kala aku berjalan di jalan tersebut. Licin dan lengket, selain itu banyak kerikil yang berjatuhan di sepanjang jalan, banyak ranting dan kayu pohon bekas ditebang yang masih berserakan. Ya sudahlah, munkin memang belum dibersihkan. Aku lanjutkan perjalananku ini. Di depan Gymnasium, yang dulunya teduh oleh pohon karet, sekarang tinggal beberapa pohon saja. Pohon karet yang menjulang tinggi, terlihat berserakan di sepanjang jalan. Yah, mungkin konsekuensi sebuah pembangunan. Aku lanjutkan l;agi perjalananku. Aku sekarang tiba di depan pintu asrama TPB IPB. Aku lihat, asrama tampak sepi karena mungkin penghuninya pulang ke rumah sebelum UAS semester ganjil dilaksanakan. Aku berjalan lagi, dan terdengarlah suara para kontraktor yang sedang berdiskusi masalah pembangunan  gedung baru di dekat asrama,aku lupa namanya. Terdengar mereka menggunakan bahasa Jawa. Hah, aku sejenak berpikir, ternyata orang Jawa itu hebat. Dikala lamunanku itu, aku menginjak adonan semen di tengah jalan. Hah, tidaaakk.. Aku berteriak dalam hati. Sandal jepit warna biruku masuk ke dalam adonan semen. Para kontraktor pun melihat tingkah anehku ini. Malu sih, tapi tak apalah. Setelah aku ambil sandalku dari adinan semen itu, aku berlari menuju jalan Fahutan. Di sepanjang jalan Fahutan, aku melihat jajaran truk terpakir di sana. Terlihat juga para sopir yang tertidur pulas di dalam truk. Huh, banyak banget truknya. Aku kembali berjalan. Sampailah aku di jalan Fahutan dekat Gedung Toyib. Kembali aku melihat pemandangan yang sama, jalan becek, banyak lumpur, kerikil, dan agak sedikit rusak. Aku berjalan kembali menyusuri jalan becek itu. Lagi-lagi aku terpeleset di sana. Dalam hati kecilku, untung gak ada orang,hehe.... Aku kembali berjalan melewati jalan Fahutan. Tampak sepi hari itu. Akhirnya, tibalah aku di depan Al Hurriyah. Lagi-lagi, terlihat jalan becek dan banyak kerikil. Aku mulai berhati-hati, jangan sampai sandal aku terjebak di dalam jalan becek itu. Akhirnya, setelah melewati jalan yang becek, penuh kerikil dan berliku ini, aku merasa lega. Haha... Tapi, kakiku sangat kotor oleh lumpur sialan ini. Tapi, aku berpikir kembali, Ya Allah, aku kan sedang di depan masjid, aku gak boleh berpikiran kayak gitu. Pikiran sok alim itupun keluar. Beberpa menit kemudian, akhirnya aku sampai di Kebun Percobaan Cikabayan. Rasa lega  ini pun muncul. Tapi, bagaimana nasib aku pas pulang dari Cikabayan nanti yah???  Hah, semoga tak sial lagi. Haha....

Maaf, belum sempat UPLOAD foto-foto gajenya....

Senin, 26 Desember 2011

Film Ku, Juara II Film Advokasi, TPB Bersuara

Maaf, Temanku

Gak tau kenapa aku ingin menulis di blog sederhanaku ini, kala waktu menunjukkan pukul 01.10 pagi. Ditemani buku Klimatologi dan suara lembut dari piano, aku ketikkan kebimbangan yang tengah aku alami. 
Tak kusadari, umurku lambat laun terus berkurang, dan mungkin hidupku akan menjadi lebih rumit. Entah apa yang aku pikirkan kala itu. Aku terpaku pada sebuah foto yang aku jadikan background di notebook aku ini. rasanya aku ingin menangis melihat foto itu. Tapi aku terus berpikir, dosakah aku bila aku memandang foto ini? Ingin aku ceritakan kebimbangan aku ini pada Ibu. Tetapi, jaraklah yang memisahkan kami berdua. Aku terus berpikir bagaimana cara menghilangkan bayang-bayang wajahnya itu dari pikiran kotorku ini. Dan akhirnya, aku menemukan jawaban kecil, KLIMATOLOGI. Aku mencoba melupakannya lewat buku klimatologi. Tapi, aku malah teringat wajah seseorang di foto itu, kala kuliah klimatologi. Ah... aku gak boleh gini, kataku dalam hati kecil ini. Tetapi, apakah aku bisa melupakan wajah di foto itu?
Saat kesendirianku, seseorang itu selalu datang dengan wajah juteknya. Mungkin, itulah yang membuat aku selalu terbayang oleh wajahnya. Saat aku kesel, seseorang itu selalu menambah rasa kesal itu, tetapi aku suka. Beda dengan orang lain, kala aku kesel, ditambah datangnya orang lain, membuat aku tambah kesel.Aku gak tau kenapa aku bisa, padahal aku....
Aku terus mencari solusinya, dan ternyata seseorang itu punya pikiran sama. Kadang aku terlalu egois untuk meniali sikap orang itu. Aku terlalu sok tau dan menggurui, kalau dia itu sangat tak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tapi itu semua salah kala orang itu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku baru tahu kalau dia itu lebih tua dibandingkan aku. Dia berhenti sejenak dari rutinitas pendidikan untuk mencari tambahan kuliah. Tak kusangka, betapa dewasanya pemikiran dia. Aku terlalu manja dikala dia ada disampingku hingga akhirnya aku merasa malu dan sangat kurang dari orang itu. Aku terlalu cepat menilai orang, aku terlalu mudah untuk mengatakan dia jahat dan dia amat buruk.

Maafkan aku teman, mungkin kamu tak tahu ini semua. Kadang aku mengatakan hal-hal buruk darimu. Aku terlalu sering menganggapmu jahat dan amat buruk. Tapi itu sungguh karena aku peduli kamu dan aku gak ingin kamu melakukan hal yang sama pada kawanmu yang lain, dan aku gak ingin kamu melihat teman-temanmu kecewa dengan sikapmu selama ini. Aku sayang kamu sebagai teman.

Sahabatku, Bunga

Kutuliskan cerita ini sesaat setelah aku makan bubur kacang hijau Madura di depan Telkom, Bara. Awal cerita, aku bertemu dengan dua orang sahabatku, Budi dan Asep. Kami berpapasan saat aku buka pintu pagar kosanku. Aku hanya bilang'hai' pada mereka. Memang mungkin Allah akan mempertemukan kami kembali. Saat aku tiba di ATM BNI, aku kembali bertemu mereka. Aku lihat Asep sedang bercanda denga seorang anak kecil cantik yang belum aku tahu siapa namanya dan Budi yang sedang keluar dari ATM. Tak berapa lama, aku mengambil uang yah hanya cukup untuk makan (hahaha...agak puitis). Aku mulai ngobrol-ngobrol gak jelas, mulai dari kuliah, belajar, kakao, dan urusan cewek. Hahaha... emang cowok-cowok gak jelas. Setelah agak lama ngorol, Asep mengajak kami untuk makan. Yah, awalnya aku takut gendut tapi tak apalah, aku laper sih. Setelah berjalan beberapa langkah, akhirnya kami sampai juga di bubur kacang hijau Madura. Sambil terus ngobrol. Biasanya cewek yah yang cerewet, ini malah cowok yang cerewet dan bawel banget. Tapi seru sih.hehe. Tak kusangka, kedua sahabatku ini suka pada orang yang sama. Dia adalah sahabatku juga, sebut saja Bunga (kayak korban kejahatan). 
Bunga adalah seorang wanita cantik, baik, dan menurut aku dia adalah wanita ideal yang cocok dijadikan seorang isteri. Tapi ada satu yang kurang dari dia, kurang pandai masak. Tapi tak apalah, nanti dia pasti akan beljar juga kok. Lanjut lagi, dia itu pintar dan periang orangnya, ramah, dan sangat disegani oleh orang-orang disekitarnya. Awal aku kenal dia, aku kira dia anaknya serius, tapi ternyata dia camen (cacat mental) juga. Aku sering banget jalan sama dia. Banyak orang-orang yang bertanya sama aku, apakah dia udah punya pacar? Aku tak berani menjawabnya. Tapi aku yakinkan sekali lagi, dia itu wanita yang......
Asep dan Budi terus-terusan bertanya padaku tentang Bunga. Tapi yah aku jawab sebisanya aja. Sampai-sampai Asep bilang, aku akan berusaha demi Bunga. Begitu juga Budi, dia ingin seorang isteri yang seperti Bunga. Yah, mungkin itulah pikiran-pikiran para cowok. Kami juga sempat bercanda, kalau Asep pilih Bunga, mau diapain nati Mbak Yul? Kalau Budi, nanti si Mbak X juga dikemnain? Hahaha....Aneh banget mereka. 
Tapi aku jujur, ini dari hatiku yang paling dalam. Banyak cowok yang menitipkan salamnya untuk Bunga. Dan aku berharap, Bunga akan mendapatkan yang terbaik karena aku yakin Bunga memang wanita hebat di mataku.

Itulah seorang sahabatku, Bunga.

Minggu, 25 Desember 2011

Liburan Seru Ala Sundari Part 2

 Hari kelima liburan, aku tetap menghabiskan waktu di Kebun Kakao, Cikabayan. Bersama teman-teman yang lain, kami melanjutkan pemangkasan cabang air dan cabang negatif pada blok 3. Akhirnya, blok 3 terselesaikan tepat pukul 10.30. Kemudian tak lupa kami sarapan bareng di kebun kakao. Menu sarapan hari itu adalah mie goreng, tempe goreng dan tumis jamur. sungguh nikmat sarpan kali ini.

jaket sundari


sundari dan febri
Hari keenam liburan, aku tidak pergi ke kebun karena pada liburan hari ini ada tutor Genetika Tanaman. Tetapi, kami hanya mengunjungi Cikabayan untuk makan rujak bareng. Seru banget hari ini, ditambah lagi pada sore hari aku, Usi, dan Febri jalan-jalan ke kota Bogor buat malam mingguan. Sebenarnya sih buat menikmati midnight sale Botani Square. Pada jalan-jalan hari ini, aku membeli sebuah jaket lucu di Matahari Departemen Store. Hujan tak menyurutkan kami jalan-jalan malam itu.Kami sampai di Botani Square sekitar pukul 18.30. Kemudian menuju mushola buat melaksanakan shalat magrib. Ketika kami sampai di mushola tepatnya di lantai 3, antrian panjang sudah menanti kedatangan kami. Mungkin orang-orang yang gila belanja datang malam itu, karena malam itu merupakan malam terakhir midnight sale Botani Square. Di sana, teman aku Febri membeli sepatu Yongki Komaladi dengan diskon sampai 

Usi
sundari
dengan 40%. Harga sepatu yang awalnya 159 ribu menjadi 89 ribu. Haha,,,, seneng banget muka temen aku. Setelah membeli sepatu, kami langsung menuju Citrus yang sedang mengadakan diskon gila-gilaan. Ga beli sih...tapi cuma ikut seru-seruan aja. Kemudian kami menuju lantai paling atas Botani buat istirahat sebentar. Pas kami duduk, eh liat Pak Agus Purwito, Kadep AGH, lagi jalan-jalan bareng keluarga. Setelah istirahat, kami menuju Hoka-Hoka Bento untuk makan. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan dosen AGH, Pak Sobir. Beliau adalah seorang dosen berprestasi tingkat nasional. Kesel banget pas sampe di Hokben. Tapi perjalanan kami masih panjang. Setelah makan, kami menuju Citrus, soalnya midnight sale telah dibuka sampai pukul 23.30. Pas sampai di Citrus, tak lupa kami lihat-lihat baju. Lucu-lucu banget model bajunya, tapi tetep aja walaupun sudah di diskon harganya tetep mahal. Eh ternyata temen aku Febri beli tas. Hahaha....emang yah kalo cewek liat barang bagus dikit langsung beli. Pas temen aku lagi milih-milih, ada Kak Haikal alias Jupe, Kakak AGH 45. Di sana dia sedang mengisi acara midnigt sale. Emang bener, dia itu keren banget orangnya. Kemudian kami ngobrol-ngobrol bentar. Habis itu, kami liat bentar pemilihan Botani Square Ambasador. Gila bener, baju yang dipakai para pesertanya sangat terbuka alias memperlihatkan atau memamerkan auratnya. hah...daripada nambah-nambah dosa, mendingan kami pulang. Eh pas lewat depan Gramedia, ada tulisan lucu "ORANG TUA HILANG". Tak lupa kami foto-foto di ditu. Kami keluar dari Botani sekitar pikul 22.30 dan sampai di Kosan pukul 23.00. Seru banget perjalanan hari ini. tunggu cerita seru dari aku  lain kali ya.
 

Jumat, 23 Desember 2011

Kamu Tau Gak?

 Patung seorang ibu yang menggendong anak di samping patung R.A. Kartini, Kompleks Monumen Nasional Jakarta Pusat.
 Kemacetan di Jakarta.
 Wajah kota Jakarta saat macet.
 Wajah jalan Thamrin, Jakarta.
 Gedung di sepanjang Jalan Thamrin.
 Gedung Pengkajian dan Penelitian ...Teknologi.
 Kementrian Agama RI.
 Jalan menuju Monumen Nasional.
 Tulisa di sekitar kompleks Monumen Nasional
Para anak jalanan yang mandi di kolam Kompleks Monumen Nasional

Someone Like You,,,

I heard
That you're settled down
That you
Found a girl
And you're
Married now

I heard
That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.

You know how the time flies
Only yesterday
It was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known
How bittersweet this would taste?

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead

Liburan Seru Ala Sundari

Sengaja aku tidak pulang pas liburan natal dan tahun baru ini. Aku beralasan seadainya aku pulang, maka banyak waktu luang yang aku sia-siakan di rumah tnpa berbuat seuatu. Untuk itu, aku tidak beranjak dari Kota Bogor, tempat aku menimba ilmu.
Di liburan ini, aku menghabiskan waktu luangku untuk persiapan UAS, merawat kebun kakao, belajar banyak hal mulai dari kemandirian dan kesendirian, jalan-jalan keliling kampus dan Jakarta. Awalnya aku merasa bingung untuk pulang ataupun tidak. Ibu, kakak, dan Ayah selalu memintaku untuk pulang, tapi aku menjawabnya dengan tegas, BESOK, SETELAH UAS SELESAI SAJA. Aku terus berusaha untuk menahan rasa kangen dengan orang-orang yang aku cintai untuk beberapa saat, yaitu kurang lebih  satu bulan. Toh disini aku tidak sendirian, masih banyak teman-temanku yag tidak pulang.
Hari pertama liburan, aku menghabiskan waktu luangku untuk mengunjungi pekarangan dan belajar persiapan UAS. Aku bersama-sama teman lain melakukan apa yang selayaknya dilakukan para petani, merawat tanaman, menyianginya dari gulma. aku merasa sangat senang karena tempat dimana aku merawat tanaman itu sangat nyaman, termasuk sang pemilik rumah.

Hari kedua, aku mengunjungi kebun kakao untuk yang pertama kalinya. Ada Asep, Takbir, Fuad, Atika, Nafi, Wida, Selly, Ika, dan kamil di sana. Kami melakukan penyemprotan fungisida dan memotong cabang air dan cabang negatif dari tanaman kakao. Lelah sih, tapi sangat menyenangkan, apalagi ada Pak Ade dan Pak Pieter yang senantiasa membimbing kami. Ada kejadian lucu pas hari kedua ini, yaitu ternyata semprotan yang digunakan merupakan bekas herbisida yang apabila disemprotkan ke daun tanaman, maka tanaman akan mati. Tapi, hari itu kami sangat beruntung. Hujan turun dengan sedikit lebat dan itu dapat menghilangkan sisa herbisida dari daun kakao. Hari itu juga, Pak Ade dan Pak Pieter mngusulkan sebuah rencana kunjungan ke kebun kakao di daerah Bandung, Jawa Barat. Hari ini aku merasa sangat senang karena dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat. Tapi hal yang paling seru adalah makan bareng di bawah tanaman kakao.



Hari ketiga, kami tetap melanjutkan pemangkasan cabang air dan cabang negatif. Tidak terlalu lama sih, tapi cukup melelahkan juga. Tidak lupa di akhir sesi hari ini, kami melakukan foto dan makan bareng.


Hari keempat, aku pergi ke Jakarta bareng Ricky, Dana, Jabar, Agung, Izul, Puspita, dan Nafi. Kami awalnya pergi ke Monas dengan KRL. Sialnya, kami tidak dapat duduk dari Bogor sampai ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Setelah puas jalan-jalan di Monas, kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Abang dengan berjalan kaki. Sebenarnya jauh, tapi karena rame-rame jadi berasa dekat dan seru. Di sepanjang jalan Thamrin, tak lupa kami menyempatkan foto-foto, karena ini adalah kali pertama kami jala-jalan di sini. Aku bisa liat Gedung Bank Indonesia, Bank Mandiri, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kementerian Agama, Kementrian Teknologi dan Riset, Museum Antara, Indosat, MNC TV, dan masih banyak gedung lainnya. Sampai di Tanah Abang, kami langsung pergi untuk belanja, walaupun cuma dapet satu baju dengan harga 30.000, tapi seru banget dapat naik dari lantai satu ke lantai dua belas. Pulang dari Tanah Abang, kami lansung cari makan di Hoka-Hoka Bento, Sarinah. Kami makan rame-rame di sini. Habis itu, ke MC Donald buat beli es krim. Di tengah perjalanan, kami kehilngan satu teman yaitu Nafi yang harus pulang ke Bekasi. Tapi tak apalah, kami lanjutkan lagi ke Monas. Di sini, kami membuat video dari suara Dana dan Ricky. Seru banget pas malam-malam di Monas. Sekitar pukul 19.00 kami ke Gambir untuk pulang lagi ke Bogor. Lagi-lagi kereta penuh. Terpaksa kami harus berdiri. Karena tinggi badanku yang rata-rata orang Indonesia, aku tidak dapat memegang pegangan di kereta. Terpaksa aku mengandalkan tangan Dana, badan Izul dan tas Jabar. Tetep, walaupun lelah yang kami hadapi kami masih dapat tertawa puas di dalam kereta. Pas sampai di Stasiun Depok, barulah kami dapat duduk dan itupun harus ngampar di lantai. Tapi banyak keseruan yang aku dapatkan selama di kereta. Kami sampai di Bogor sekitar pukul 20.30 dan aku sampai di kosan pukul 21.30. Aku merasa sangat bahagia hari itu. Kebersamaan bersama mereka tak dapat aku lupakan. I LOVE MY FRIENDS.

Masih ada lanjutan cerita keseruan liburan dari Aku. Tunggu lagi yah di hari berikutnya






Senin, 12 Desember 2011

Saat di AGH

Belum genap setengah tahun saya masuk dan berada di keluarga Agronomi dan Hortikultura. Belum semua orang-orang disini saya kenal. Tetapi ga tau kenapa, saya sudah merasa dekat banget sama mereka. Kadang, saya berpikir, mungkin Tuhan telah menjodohklan saya dengan Agronomi dan Hortikultura. Saya sangat bersyukur kalau memang ini yang terbaik bagi saya, dan semoga passion saya memang di sini.
Kembali ke departemen. departemen ini sungguh menampilkan dan menonjolkan kekeluargaannya. Belum lama juga, saya juga merasa nyaman di tengah-tengah keluarga ini, walaupun ada sedikit manusia-manusia yang berbeda prinsip, kebutuhan, dan sikap. Mungkin itulah sebuah tantangan bagi saya untuk selalu memahami akan arti sebuah perbedaan.
Di departemen ini, saya akan menyebutkan beberapa teman yang mungkin aneh dan unik menurut pandangan mata batin saya.
Mulai dari NRP A24100001, yaitu Budi Yuhardiman. Budi ini orangnya asik, tapi kadang juga maksa. Inilah yang membuat saya kadang sebel sama dia. Tapi secara garis besar dia sangat cocok sebagai teman dikala sedih, soalnya mukanya yang aneh.
A24100002, Hendra Wiguna. Hendra yang biasa saya panggil ini merupakan satu-satunya teman satu departemen kala TPB. Kami dari dulu sangat dekat, soalnya selain dia pintar, nyolot, baik, dia juga sering banget satu kelompok tugas waktu TPB dulu.
A24100003, Budi Sarjono. Dia biasa dipanggil Pak Budi ataupun Bang Jon. Menurut saya, dia itu aneh, tapi mempunyai keunikan tersendiri dari sikapnya yang cupu dan lugu. Tapi menurut teman-temannya dia itu sangat cerdas. Dia itu pandai banget basket. Yang jelas, di sering banget gabut waktu mengerjakan tugas kelompok.
A24100004, Budi Firman Haryono, atau Pak Budi Bewok. Saya kenal dia dari TPB, jadi kami sudah seperti keluarga. Kami adalah teman satu Perusahaan Rumah Jamur. Menurut saya, dia itu sangat berwibawa dan cocok untuk menjadi seorang pemimpin.
Kemudian teman-teman dari Jawa saya, mereka adalah Agung Santoso, Abdul Jabar, Rosa, Syahrina, Gery, Dio, Imdad, Nicky, Mastha, Ponten, Nani, Alvi, dan Adi. Mereka adalah teman-teman yang sangat super, mungkin karena sama-sama dari Jawa dan kami juga sering jalan bareng. Mereka sudah saya anggap sebagai keluarga. Tempat biasa kami ngumpul yaitu di Nasi Kucing, Bateng. Selain murah, di sini juga enak banget.
Kemudian ada Pak Lurah, Asep, yang awalnya menurut saya pendiam, ternyata dia juga aneh. tapi asik banget bisa kenal sama pak lurah, selain dia baik, dia juga sangat dewasa. Tapi kadang dia bikin kesel, soalnya suka LOLA, dan bikin rusuh.
Ada juga Wahyu. Dia itu suka plin-plan. kadang baik banget, kadang juga ngeselin. Dia suka nitip salam buat temen sekamar saya, kayaknya suka sih dia, tapi malu-malu gitu.Tapi ga papalah. Buat ceng-cengan doang.
Ada lagi Ricky, yang ngaku-ngaku mirip Lee Min Ho. Pernah dia bikin saya nangis. Tapi sebenanya dia itu baik sih.
Ada lagi Mbak Wid, Mbak Yun, Mbak Dita, Mbak Nafi, Ibal, Ipan, Bang Nazih, Bang Jery, Bang Radi, Dan masih banyak lagi teman-teman lain yang menurut saya sangat luar biasa yang ga bisa saya sebutin satu-satu. Oh ya, ada lagi beberapa temen yang ga jelas saya, ada Bang Takbir, Ogie, Irul, Radia (sang guru voli), lefin, dan banyak lagi deh. Males nyebutin satu-satu, terlalu banyak teman-teman di departemen ini.
Haha...itu mungkin nama teman-teman saya yang bikin saya ga jelas juga di sini. Cerita sedikit, di departemen saya ini ada 3 nama budi, yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Selain itu di sini juga ada  beberapa anak-anaka yang pelit minta ampun, suka bikin kesel, dan ada pula yang bikin saya agak kesengsem. Ada juga yang jago banget ngegombal. Hahaha.. Aneh banget dah teman-teman saya, kadang orang-orang juga menganggap saya salah ORANG ANEH dan UNIK. maksih atas segala pujiannya. Saya suka di AGH dan saya suka teman-teman aneh saya