Kamis, 27 September 2012

Antara Sosial atau Bisnis

TPB, adalah sebuah awal perjalanan saya di IPB. Menjalani semua dengan hal-hal baru, pengalaman baru, teman baru, dan dunia baru. Serba baru, ya...baru. Adaptasi adalah cara paling ampuh untuk menakhlukkan mereka, yang penting jangan sampai keblinger dengan dunia bodoh.
Kewirausahaan, begitu keras berdengung keras ditelinga. Mulai dari seminar kewirausahaan, lomba -lomba kewirausahaan, kegiatan yang berbau kewirausahaan, dan matakuliah Kewirausahaan. Amazing banget saat itu. Begitu menggebu-gebu jiwa dan raga ini, hingga akhirnya terbentuklah sebuah kelompok kecil yang bergerak dalam bidang kewirausahaan. Semangat pantang menyerah, demi keberlanjutan usaha, semangat pantang menyerah dalam mencari modal awal, dan semangat menyerah dalam mencari ilmu baru. Aku rasakan sebuah kebersamaan yang erat, ikatan batin yang kuat dan sebuah visi-misi yang tak jauh berbeda. Berlanjutlah usaha yang kami dirikan, hingga akhirnya lumayan tenar di kalangan mahasiswa. Promosi yang aku da teman-teman lakukan cukup menarik minat. Pernah aku lakukan pemaparan tentang bisnis ini saat kuliah, dan mendapatkan apresiasi sangat luar biasa dari dosen Kewirausahaan dan asprak mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi. Enjoy banget awalnya, tapi entah kenapa ada salah satu, bahkan salah banyak, yang mencemoohkan bisnis kami, sahabtku sendiri. Hingga akhirnya aku bertengakar dengan sahabatku ini. Tapi apa yang aku lakukan ini malah disalahgunakan oleh satu anggota kami. Dia itu X, aku ingat sekali saat itu. Padahl aku sudah mempercayai si X itu dalam konsultasi masalah ini. Tetapi dia malah menyebarka FITNAH ke semua orang yang ditemuinya. Aku menyadari akan hal itu saat salah satu temanku yang lain bercerita. Aku memaafkannya, namun dia tak juga berubah. Hingga akhirnya aku berjanji dalam diriku ini aku tak akan berbicara dengannya sebelum dia minta maaf langsung dihadapanku, bukan lewat SMS ataupun FB.
Oke, waktupun terus berlalu. Kami mencoba kembali bangkit dari sedikit keterpurukan yang ada. Aku akan mencoba untuk serius. Tapi saat masa uji coba itu, aku merasa aku hanyalah seorang yang asing. Gak berguna dan juga gak merugikan. Saat aku bilang X, tak ada satupun yang peduli. Tak ada satupun yang mencoba untuk mempertibangkannya. Saat itu pula aku mulai berpikir untuk mundur dan menyerah. Aku mulai termenung dan diam diantara mereka. Aku mulai tersadar saat aku menemukan jawabannya. Aku MUNDUR. Semua itu telah aku pertimbangkan dan aku konsultasikan.
Aku yakin akan prinsipku: jika aku mulai gak nyaman, aku lebih baik mundur dan mencari hal baru atau melakukan apa yang menjadi pasion ku, bukan hanya menjadi seorang parasit ataupun orang yang gak produktif. Aku akan fokus pada salah satu hal. Dan sekarang aku memilih satu hel itu, SOSIAL dan BUKAN BISNIS.
Terima kasih untuk semuanya, orang-orag yang hampir setiap minggu memberikan motivasi, hiburan dan ilmu. Tapi aku telah memilih, aku telah memtuskan dengan berbagai pertimbangan. Aku tidak hanya langsung berkata YA, tapi awalnya aku berkata TIDAK. Aku punya impian, begitu juga kalian. Mungkin perbedaan ini yang akan menjadikan kita akan satu kembali, bersama kembali, dan akan kokoh kembali. Kenangan saat kita bersama dulu akan aku genggam erat. Tapi maaf, untuk X, aku sulit memaafkanmu. Terima kasih. Sukseslah kalian, doakan terbaik untukku dan kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar