Ini bukan sekedar curhatan dari pikiran gue yang dicurahkan dalam bentuk tulisan, tetapi sebuah kenyataan yang ada di sekitar kita. Dan mungkin kita pernah mengalaminya dan tulisan ini semoga menjadi koreksi bagi departemen yang bersangkutan ataupun departemen-departemen lain untuk meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa.
Tak ada niat lain lagi bagi kami untuk sekadar mencaari informasi dan melakukan melakukan konsultasi dengan seorang dosen di salah satu departemen di IPB. Mungkin kami, kelompok tiga tak akan melakukan konsultasi jika tidak diwajibkan oleh dosen praktikum. Dan saya tidak akan menyebutkan nama departemen tersebut dengan berbagai alasan.
Awal cerita dimulai yaitu hari Selasa, 1 November 2011. Kala itu,gue berdua sama temen satu kelompok gue disuruh dosen praktikum untuk mencari nomor HP dosen pembimbing kelompok kami. Kami dianjurkan untuk meminta nomornya di Komdik departemen tersebut. Kami pun mengikuti saran yang disampaikan dosen kami.
"Ibu, maaf. Saya dari departemen X disuruh oleh dosen praktikum kami untuk meminta nomor HP Ibu Y di komdik untuk keperluan konsultasi."kata gue.
"Oh. Maaf dek. Buku telepon dosennya hilang, jadi kami tidak lagi memegang informasi tentang nomor HP dosen yang adek tanyakan. Coba hubungi TU departemen kami." jawab petugas komdik.
"Makasih ibu."
Gue dan temen gue langsung jalan menuju TU yang letaknya di lantai 3. Gue naik satu persatu anak tangga demi sebuah nomor HP seorang dosen. Lima menit kemudian kami tiba di komdik departemen tersebut. Sekarang giliran temen gue yang tanya.
"Ibu, maaf mengganggu. Kami dari departemen X yang mengambil mata kuliah B mau disuruh sama dosen praktikum kami untuk meminta nomor ibu Y untuk keperluan konsultasi tugas."kata temen gue
"Hah..Memang disuruh ya sama dosennya? Siapa nama dosen praktikum Anda?"kata penjaga TU.
"Ibu A, Bu."
"Oh.. Ada yah tugas matakuliah yang wajib konsultasi? Bentar ya saya sms ibu Y."
"Iya bu."
Beberapa menit kemudian.
"Nih baca smsnya dari Ibu Y. Kata ibu Y dia itu tidak mendapat tugas untuk membantu konsultasi."
"Tapi, kami disuruh Ibu A untuk konsultasi sama ibu Y."
"Kamu itu ngeyel banget sih. Nih baca makanya smsnya (sambil ngasih HP ke temen gue."
"Oh ya Bu, tapi kalau sekadar minta nomor HP terus kami yang coba tanyakan, bagaimana?"
"Kamu itu yah,sudah saya bilang barusan. Udah sana pegi."
Kami pun diusir dari TU. Dan tidak hanya kami, temen gue dari kelompok lain juga mendapatkan perlakuan yang sama dari staf TU di departemen tersebut. Selain itu, temen saya yang akan menyerahkan surat izin sakit juga mendapat usiran dari staf TU.
Apakah pelayanan kemahasiswaan yang seperti ini akan terus berlanjut ataukah akan mendapatkan perbaikan? Gue sebagai mahasiswa dan 'korban' untuk kesekian kalinya telah merasa muak dengan semua ini. Bukannya membandingkan, tetapi di salah satu departemen terbesar di IPB pelayanannya sangat memuaskan dan ramah-ramah pegawai stafnya. Gue ingin sebagai klien ataupun mahasiswa akan adanya sebuah pelayanan yang memuaskan Cukup itu saja tidak lebih, demi terciptanya image baik di setiap departemen di IPB.
hwadduuuhhh tulisannya susah kebaca...
BalasHapusganti warna dunksss...hehehe
iya...kemarin belum diganti
BalasHapus